Singkawang (Antara Kalbar) - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang menggelar penyuluhan kemahiran berbahasa Indonesia, bagi wartawan dan humas serta tenaga pendidik se-Kota Singkawang.

"Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari humas dan tenaga pendidik sekolah dari SMA, SMK dan SD serta seluruh wartawan media cetak, elektronik dan online se-Kota Singkawang," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Balai Bahasa Provinsi Kalbar, Santun Togatorop, di Singkawang, Rabu.

Kegiatan yang digelar selama empat hari ini, ujarnya, mendatangkan nara sumber dari Penyuluh Balai Bahasa Provinsi Kalbar, Dedy Ari Asfar.

Menurutnya, kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan untuk pihaknya gelar tergantung kesiapan kabupaten/kota yang ada di Kalbar.

"Untuk di Sambas, kita sudah menggelar ini sebanyak empat kali. Bahkan bukan hanya penyuluhan saja, tapi juga kegiatan lainnya seperti bengkel sastra, cara penulisan karya ilmiah dan lain-lain," ujarnya.

Tujuan dari kegiatan ini, terang dia, pertama, untuk memasyarakatkan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan visi dan misi Balai Bahasa.

"Kedua, kita juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengutamakan bahasa Indonesia di setiap sektor karena ini adalah bahasa persatuan," tuturnya.

Di samping itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk selalu melestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing.

"Karena bahasa asing merupakan jembatan ilmu," tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang, HM Nadjib yang membuka kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada Balai Bahasa yang bersedia menyelenggarakan kegiatan tersebut.

"Penyuluhan ini sangat baik, bayangkan kalau tidak ada bahasa Indonesia, bagaimana jadinya negara Indonesia," kata Nadjib.

Kedepan, Nadjib meminta agar Balai Bahasa Provinsi bisa memperluas kegiatan ini. "Saya minta kegiatan ini bisa dilaksanakan juga khusus tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan Ormas," kata Nadjib.

Mengingat mereka-mereka juga merupakan tokoh panutan. Sehingga mereka menjadi panutan masyarakat.

"Kalau dia `ngomong` bagus kan orang bisa mencontohnya. Tapi kalau `ngomongnya lintang pukang` tentu tidak akan menjadi panutan orang," ujarnya.

Dirinya menilai, jika para tokoh merupakan peran strategis begitu pula dengan wartawan. Sehingga perlu diberikan penyuluhan kemahiran berbahasa Indonesia. "Karena kalau wartawan menulis tidak bagus akan di tertawakan orang," ungkapnya.

Tapi kalau tulisan wartawan itu betul, lanjutnya, bisa menyejukkan orang, bisa memotivasi orang dan lain sebagainya tentu akan dianggap baik oleh masyarakat.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017