Tuban (Antara Kalbar) - Proyek pembangunan Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG) di Pabrik Tubanyang dibangun PT Semen Indonesia (Persero) Tbk bekerjasama dengan JFE Enginering Jepang sejak tahun 2014 telah memasuki tahap akhir. Pada hari ini, Kamis (16/7) dilakukan tahapan sosialisasi kepada stackholder.
Direktur Enginering dan Project Semen Indonesia, Aunur Rosyidi mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas buang di Pabrik Tuban telah selesai. Pembangkit listrik dengan nilai investasi Rp638 miliar tersebut menggunakan sumber energi dari gas buang di Pabrik Tuban I sampai dengan IV dengan kapasitas rata – rata 28 MW.
Sebelumnya, Semen Indonesia telah menggunakan teknologi sejenis di Pabrik Semen Padang di Indarung dengan kapasitas 8.5 MW dan telah beroperasi sejak tahun 2011.
Dengan pembangunanfasilitas WHRPG di Pabrik Tuban, Semen Indonesia mampu menghemat konsumsi listrik sebesar 152 juta KWH pertahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp120 miliar per tahun. Selain efisiensi biaya listrik, pembangunan WHRPG membuktikan bahwa Semen Indonesia Group merupakan korporasi yang ramah lingkungan.
“WHRPG di Pabrik Tuban mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 122.000 ton CO2per tahunâ€, lanjutnya.
Edwin Manangsang, Asisten Deputi Bidang Kerjasama Mulitilateral dan Pembiayaan dari Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian mengatakan “Pembangunan WHRPG di Pabrik Tuban ini sebagian dibiayai oleh Pemerintah Jepang melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Joint Crediting Mechanism (JCM), merupakan inisiatif dari Pemerintah Jepang yang mendorong organisasi-organisasi swasta Jepang untuk berinvestasi dalam kegiatan pembangunan rendah karbon di Indonesia melalui insentif.
“Proyek WHRPG di Semen Indonesia adalah kerjasama bilateral antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia yang telah dirancang sejak 3,5 tahun yang lalu. Implementasi proyek WHRPG ini merupakan upaya nyata dari kegiatan mitigasi perubahan iklim untuk penurunan emisi di Indonesia. Hal ini harus menjadi contoh kegiatan di perusahaan lain bahwa aksi nyata perubahan iklim bisa dilakukan di Indonesiaâ€, ujar Edwin Manangsang.
Edwin menambahkan, teknologi yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan teknologi bersih dengan pemanfaatan panas buang pabrik semen menjadi listrik. Perusahaan semen mendapat keuntungan dengan adanya listrik yang dihasilkan dan lingkungan pun menjadi lebih bersih karena berkurangnya pemakaian energi listrik dari PLN.
Kegiatan Konsultasi Pemangku Kepentingan Lokal yang dilakukan hari ini (16/07) merupakan prasyarat dari implementasi kegiatan penurunan emisi melalui skema JCM. Melalui kegiatan ini, Semen Indonesia serta Pemerintah Indonesia dan Jepang berharap bukan hanya mendapatkan masukan untuk implementasi pembangkit WHRPG secara berkelanjutan, tetapi juga menyebarluaskan keberhasilan kegiatannya pada pemangku kepentingan lokal dan media.
Dicky Edwin Hindarto, selaku Kepala Sekretariat JCM Indonesia mengatakan, “Dari 29 proyek JCM yang telah dan sedang diimplementasikan di Indonesia, Proyek WHRPG di Semen Indonesia ini selanjutnya bisa menjadi acuan bagi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Kegiatan ini harus direplikasi sehingga pada akhirnya peran pelaku non pemerintah meningkat untuk pencapaian target pengurangan emisi nasionalâ€.
Pembangunan WHRPG di Semen Indonesia merupakan proyek dengan investasi terbesar senilai 50 juta dolar AS dengan subsidi dari pemerintah Jepang sebesar 11 juta dolar AS. Total proyek yang dibiayai melalui skema JCM di Indonesia meliputi 29 proyekdi berbagai sektorseperti: energi terbarukan, efisiensi energi di gedung, industri, dan manufaktur.
Proyek-proyek ini selain mampu menurunkan emisi, diharapkan juga menjadi salah satu tolok ukur dalam upaya pencapaian kriteria pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan mitigasi perubahan iklim. Hal ini karena setiap proyek JCM yang diterbitkan kredit karbonnya sebelumnya harus memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan yang dipersyaratkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Direktur Enginering dan Project Semen Indonesia, Aunur Rosyidi mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas buang di Pabrik Tuban telah selesai. Pembangkit listrik dengan nilai investasi Rp638 miliar tersebut menggunakan sumber energi dari gas buang di Pabrik Tuban I sampai dengan IV dengan kapasitas rata – rata 28 MW.
Sebelumnya, Semen Indonesia telah menggunakan teknologi sejenis di Pabrik Semen Padang di Indarung dengan kapasitas 8.5 MW dan telah beroperasi sejak tahun 2011.
Dengan pembangunanfasilitas WHRPG di Pabrik Tuban, Semen Indonesia mampu menghemat konsumsi listrik sebesar 152 juta KWH pertahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp120 miliar per tahun. Selain efisiensi biaya listrik, pembangunan WHRPG membuktikan bahwa Semen Indonesia Group merupakan korporasi yang ramah lingkungan.
“WHRPG di Pabrik Tuban mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 122.000 ton CO2per tahunâ€, lanjutnya.
Edwin Manangsang, Asisten Deputi Bidang Kerjasama Mulitilateral dan Pembiayaan dari Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian mengatakan “Pembangunan WHRPG di Pabrik Tuban ini sebagian dibiayai oleh Pemerintah Jepang melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Joint Crediting Mechanism (JCM), merupakan inisiatif dari Pemerintah Jepang yang mendorong organisasi-organisasi swasta Jepang untuk berinvestasi dalam kegiatan pembangunan rendah karbon di Indonesia melalui insentif.
“Proyek WHRPG di Semen Indonesia adalah kerjasama bilateral antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia yang telah dirancang sejak 3,5 tahun yang lalu. Implementasi proyek WHRPG ini merupakan upaya nyata dari kegiatan mitigasi perubahan iklim untuk penurunan emisi di Indonesia. Hal ini harus menjadi contoh kegiatan di perusahaan lain bahwa aksi nyata perubahan iklim bisa dilakukan di Indonesiaâ€, ujar Edwin Manangsang.
Edwin menambahkan, teknologi yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan teknologi bersih dengan pemanfaatan panas buang pabrik semen menjadi listrik. Perusahaan semen mendapat keuntungan dengan adanya listrik yang dihasilkan dan lingkungan pun menjadi lebih bersih karena berkurangnya pemakaian energi listrik dari PLN.
Kegiatan Konsultasi Pemangku Kepentingan Lokal yang dilakukan hari ini (16/07) merupakan prasyarat dari implementasi kegiatan penurunan emisi melalui skema JCM. Melalui kegiatan ini, Semen Indonesia serta Pemerintah Indonesia dan Jepang berharap bukan hanya mendapatkan masukan untuk implementasi pembangkit WHRPG secara berkelanjutan, tetapi juga menyebarluaskan keberhasilan kegiatannya pada pemangku kepentingan lokal dan media.
Dicky Edwin Hindarto, selaku Kepala Sekretariat JCM Indonesia mengatakan, “Dari 29 proyek JCM yang telah dan sedang diimplementasikan di Indonesia, Proyek WHRPG di Semen Indonesia ini selanjutnya bisa menjadi acuan bagi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Kegiatan ini harus direplikasi sehingga pada akhirnya peran pelaku non pemerintah meningkat untuk pencapaian target pengurangan emisi nasionalâ€.
Pembangunan WHRPG di Semen Indonesia merupakan proyek dengan investasi terbesar senilai 50 juta dolar AS dengan subsidi dari pemerintah Jepang sebesar 11 juta dolar AS. Total proyek yang dibiayai melalui skema JCM di Indonesia meliputi 29 proyekdi berbagai sektorseperti: energi terbarukan, efisiensi energi di gedung, industri, dan manufaktur.
Proyek-proyek ini selain mampu menurunkan emisi, diharapkan juga menjadi salah satu tolok ukur dalam upaya pencapaian kriteria pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan mitigasi perubahan iklim. Hal ini karena setiap proyek JCM yang diterbitkan kredit karbonnya sebelumnya harus memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan yang dipersyaratkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017