Pontianak (Antara Kalbar) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Cirebon mempelajari sistem penyelenggaraan pendidikan Kewirausahaan yang diterapkan oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat melalui program Inkubator Bisnis yang sudah berjalan selama enam tahun ini.

"Tadi pagi kami sudah berkunjung ke BP2T Pontianak, untuk melihat proses perizinan yang ada di kota Pontianak dan penerapan program Gencil dalam proses perizinan. Pada kunjungan kami ini, kami juga ingin mengetahui bagaimana proses pendidikan kewirausahaan pada Inkubator Bisnis BI, sebagai bahan masukan bagi kami," kata Kepala Bank Indonesia Cirebon, M. Abdul Majid Ikram saat berkunjung ke Lapas Kelas IIA Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan, pihaknya juga tertarik dengan program pengembangan usaha kecil dan mikro yang ada di Kalbar yang dijalankan oleh BI.

"Pengembangan UMKM ini juga masuk dalam skala prioritas program BI di daerah, makanya kita mencoba untuk mencari sistem terbaik dalam pengembangannya, agar bisa kita terapkan di daerah kita," tuturnya.

Abdul Majid menambahkan, untuk melakukan pembinaan terhadap UMKM memang tidak bisa berjalan sendiri. Perlu kerja sama dengan berbagai pihak agar program yang dijalankan bisa berkesinambungan dan tepat sasaran.

"Kita melihat, kerja sama antara BI Kalbar dan pihak Lapas Kelas IIA Pontianak bersama Lembaga Swabina Prakarsa ini jelas sangat baik, terlebih dalam memberikan pendidikan kewirausahaan kepada warga binaan," katanya.

Dia menjelaskan, di Cirebon, pihaknya juga melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha muda terutama dalam memanfaatkan media internet dalam pengembangan usaha.

"Harapan kita, dengan semakin banyaknya UMKM yang tumbuh, tentu dapat menopang perekonomian daerah. Makanya, BI sangat konsen akan hal itu," katanya.

Ditempat yang sama, Kepala Lapas Kelas IIA Pontianak, Sukaji menjelaskan, kegiatan pelatihan wirausaha bagi warga binaan sudah memasuki angkatan ketujuh dan sudah berjalan selama tiga tahun lebih.

"Dalam hal ini, saya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh BI terhadap warga binaan kita. Dan ini terbukti memberikan manfaat bagi warga binaan kami, agar ketika mereka bebas nanti, mereka bisa merintis usaha baru dan tidak bingung mencari kerja," tuturnya.

Terkait program Inkubator Bisnis Lapas tersebut, Sukaji mengatakan, saat ini Lapas Kelas IIA Pontianak menjadi percontohan bagi Lapas lainnya di Indonesia.

"Karena program ini sangat baik, tentu harus terus kita laksanakan. Dan kami sangat berterimakasih kepada BI, karena mensupport program ini," katanya.

Sementara itu, pelatih wirausaha Inkubator Bisnis Bank Indonesia Kalbar, Hatta Siswa Mayahya menambahkan, pihaknya sangat bersyukur apa yang telah dilakukannya bisa diterima dengan baik oleh berbagai pihak.

"Saya juga tidak menyangka kalau program Inkubator Bisnis ini bisa terus berkembang dan direplikasikan di banyak tempat. Yang jelas, kita berharap agar program ini bisa mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat banyak, khususnya dapat menumbuhkan pelaku usaha baru di negara ini," kata Hatta.

Dia menambahkan, tidak hanya di Lapas lapas saja program itu akan direplikasikan, karena saat ini sudah banyak pemerintah daerah yang ada di Kalbar, bahkan di luar Kalbar yang meminta program serupa.

"Intinya kita menyambut baik hal itu, tinggal menunggu keseriusan dari semua pihak yang telah meminta replikasi dari program ini saja. Dan kami akan selalu siap untuk terus mengembangkan program ini ditempat lainnya," kata Hatta.

(KR-RDO/R010)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017