Pontianak  (Antara Kalbar) - Marketing Branch Manager Kalbarteng PT Pertamina (Persero), Teuku Johan Miftah mengimbau, kepada masyarakat Kalbar dan Kalteng agar membeli gas subsidi di pangkalan.

"Masyarakat sebisa mungkin membeli gas subsidi atau gas tabung tiga kilogram di pangkalan-pangkalan resmi, selain harga jual gas itu sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi), juga bertujuan tidak `menyuburkan` toko-toko yang ikut menjual gas subsidi tersebut," kata Teuku Johan Miftah di Pontianak, Rabu.

Hal tersebut, dimaksudkan, agar tidak menyuburkan toko-toko yang dengan bebas menjual gas subsidi, karena berdampak stok gas cepat habis di pangkalan-pangkalan gas resmi.

"Praktik selama ini, yakni banyak para pengecer gas tidak resmi memborong gas subsidi tersebut, sehingga tampak atau seola-olah gas subsidi tersebut menjadi kosong atau kurang," katanya.

Padahal, menurut Johan, pihaknya selalu mendistribusikan gas subsidi tersebut sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan.

Hingga saat ini, Johan menambahkan, suplai untuk gas subsidi ke daerah-daerah di Kalbar tidak ada masalah. Stok gas cepat habis karena selama ini banyak diborong oleh toko-toko pengecer, sehingga banyak gas tersebut malah digunakan oleh yang tidak berhak.

"Selain itu, menurut dia masyarakat yang tergolong mampu atau tidak berhak membeli gas subsidi, tidak perlu khawatir, karena pihaknya selalu menyiapkan gas non subsidi, mulai dari tabung 5,5 kilogram hingga 12 kilogram," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalbar, Hendra Salam menilai perbedaan harga gas melon atau gas subsidi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan nonsubsidi mendorong pihak tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.

"Dengan tidak tepat sasaran, di beberapa waktu belakangan ini terkesan ada kelangkaan. Padahal dari distribusi Pertamina atau stok yang ada masih stabil," ujarnya.

Ia mencontohkan untuk penggunaan gas tiga kilogram per keluarga hanya berlaku satu KTP. Namun realitanya dan ditemukan di lapangan dari data penjualan dalam satu keluarga ada lima KTP yang membeli.

"Bahkan dalam keluarga tersebut membeli hampir setiap hari. Kita tahu paling tinggi dalam sebulan pengunaan empat tabung gas dalam satu keluarga," kata dia.

Salam menambahkan selain dimanfaatkan oleh orang yang menjual kembali dengan harga lebih tinggi, saat ini masih banyak warga yang mampu namun menggunakan gas subsidi tersebut.

Pihaknya selaku ujung tombak penyaluran gas subsidi akan terus bertekad untuk melakukan penjualan agar tepat sasaran, katanya.

(U.A057/B008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017