Pontianak (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji meminta pemerintah mengurangi disparitas atau perbedaan harga gas subsidi dan non subsidi agar tidak terjadi penyimpangan.
"Jika harga antara gas subsidi dan non subsidi tidak terlalu jauh, maka masalah seperti tidak tepat sasaran atau lainnya tidak akan terjadi," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.
Ia juga berpendapat, pemberian sanksi kepada pelaku usaha di Pontianak tidak perlu dilakukan, karena hanya akan berdampak lain.
"Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi kampanye atau imbauan agar gas subsidi digunakan oleh masyarakat yang berhak," ujarnya.
Sutarmidji mencontohkan, seperti permasalahan BBM solar yang sempat "ribut" tetapi ketika harganya hampir sama, atau tidak ada disparitas solar subsidi dan tidak subsidi, sehingga antrian untuk membeli solar juga tidak ada lagi," ungkapnya.
Menurut dia, penanganan masalah gas, harusnya seperti dalam mengatasi masalah BBM solar tersebut.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalbar, Hendra Salam menilai perbedaan harga gas subsidi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan nonsubsidi mendorong pihak tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.
Hendra menjelaskan penyalahgunaanlah yang mengakibatkan penyaluran gas tabung tiga kilogram menjadi tidak tepat sasaran.
"Dengan tidak tepat sasaran, di beberapa waktu belakangan ini terkesan ada kelangkaan. Padahal dari distribusi Pertamina atau stok yang ada masih stabil," ujarnya.
Ia menambahkan selain dimanfaatkan oleh orang yang menjual kembali dengan harga lebih tinggi, saat ini masih banyak warga yang mampu namun menggunakan gas subsidi tersebut.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Jika harga antara gas subsidi dan non subsidi tidak terlalu jauh, maka masalah seperti tidak tepat sasaran atau lainnya tidak akan terjadi," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.
Ia juga berpendapat, pemberian sanksi kepada pelaku usaha di Pontianak tidak perlu dilakukan, karena hanya akan berdampak lain.
"Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi kampanye atau imbauan agar gas subsidi digunakan oleh masyarakat yang berhak," ujarnya.
Sutarmidji mencontohkan, seperti permasalahan BBM solar yang sempat "ribut" tetapi ketika harganya hampir sama, atau tidak ada disparitas solar subsidi dan tidak subsidi, sehingga antrian untuk membeli solar juga tidak ada lagi," ungkapnya.
Menurut dia, penanganan masalah gas, harusnya seperti dalam mengatasi masalah BBM solar tersebut.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalbar, Hendra Salam menilai perbedaan harga gas subsidi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan nonsubsidi mendorong pihak tidak bertanggung jawab menyalahgunakannya.
Hendra menjelaskan penyalahgunaanlah yang mengakibatkan penyaluran gas tabung tiga kilogram menjadi tidak tepat sasaran.
"Dengan tidak tepat sasaran, di beberapa waktu belakangan ini terkesan ada kelangkaan. Padahal dari distribusi Pertamina atau stok yang ada masih stabil," ujarnya.
Ia menambahkan selain dimanfaatkan oleh orang yang menjual kembali dengan harga lebih tinggi, saat ini masih banyak warga yang mampu namun menggunakan gas subsidi tersebut.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017