Banda Aceh (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Aceh mengajak mahasiswa untuk aktif mencegah beredarnya informasi dan berita bohong atau "hoax" di tengah-tengah masyarakat di provinsi itu.
"Informasi 'hoax' yang tidak jelas sumbernya cukup meresahkan masyarakat akhir-akhir ini dan masyarakat memiliki peran untuk mencegah terhadap informasi yang tidak benar," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin di sela-sela workshop Persatuan Jurnalis Kampus di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Kasdim 1201/MPW himbau masyarakat tidak mudah terprovokasi
Mulyadi Nurdin menjelaskan media dan jurnalis tidak hanya sebagai penyebar informasi, kontrol sosial, sarana pendidikan dan hiburan.
Keberadaan media di sebuah negara atau daerah adalah salah satu instrumen penting untuk mengukur tingkat keberhasilan demokrasi di negara tersebut.
"Kemerdekaan pers di sebuah negara juga merupakan ukuran tegaknya demokrasi di negara itu. Kemerdekaan itu harus diseimbangkan dengan penegakan hukum, etika, dan norma sosial," katanya.
Baca juga: Cegah Hoax, Menkominfo Minta Media Pers Daring Diverifikasi
Menurut dia, sensor terhadap informasi yang hendak disampaikan menjadi tanggungjawab moral, etika, serta norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Mulyadi Nurdin menyampaikan apresiasi atas terlaksananya workshop Jurnalis Kampus dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas dari karya-karya yang akan dihasilkan nantinya.
Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut para jurnalis kampus akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan, terutama dalam menangkal dan menyikapi berita "hoax" yang marak beredar selama ini.
Baca juga: Dandim Putussibau : Jangan Mudah Percaya Berita Bohong
Baca juga: Polisi Kapuas Hulu Bentuk Tim Cyber Antihoax
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Informasi 'hoax' yang tidak jelas sumbernya cukup meresahkan masyarakat akhir-akhir ini dan masyarakat memiliki peran untuk mencegah terhadap informasi yang tidak benar," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin di sela-sela workshop Persatuan Jurnalis Kampus di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Kasdim 1201/MPW himbau masyarakat tidak mudah terprovokasi
Mulyadi Nurdin menjelaskan media dan jurnalis tidak hanya sebagai penyebar informasi, kontrol sosial, sarana pendidikan dan hiburan.
Keberadaan media di sebuah negara atau daerah adalah salah satu instrumen penting untuk mengukur tingkat keberhasilan demokrasi di negara tersebut.
"Kemerdekaan pers di sebuah negara juga merupakan ukuran tegaknya demokrasi di negara itu. Kemerdekaan itu harus diseimbangkan dengan penegakan hukum, etika, dan norma sosial," katanya.
Baca juga: Cegah Hoax, Menkominfo Minta Media Pers Daring Diverifikasi
Menurut dia, sensor terhadap informasi yang hendak disampaikan menjadi tanggungjawab moral, etika, serta norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Mulyadi Nurdin menyampaikan apresiasi atas terlaksananya workshop Jurnalis Kampus dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas dari karya-karya yang akan dihasilkan nantinya.
Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut para jurnalis kampus akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan, terutama dalam menangkal dan menyikapi berita "hoax" yang marak beredar selama ini.
Baca juga: Dandim Putussibau : Jangan Mudah Percaya Berita Bohong
Baca juga: Polisi Kapuas Hulu Bentuk Tim Cyber Antihoax
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018