Aden, Yaman (Antaranews Kalbar) - Pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan yang ditujukan kepada gerilyawan dukungan Iran, Al-Houthi, di dekat Ibu Kota Yaman, Sana'a, tapi secara tak sengaja menewaskan tujuh tentara pro-pemerintah.

Dalam satu peristiwa yang tampaknya merupakan "penembakan sahabat", serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi meleset dari sasaran gerilyawan Al-Houthi dan secara keliru menghantam pasukan yang bersekutu dengan pemerintah dukungan masyarakat internasional di Kabupaten Nihm di dekat Sana'a, kata sumber militer yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menewaskan tujuh tentara dan melukai 20 prajurit lagi termasuk perwira tinggi Angkatan Darat yang sedang mengawasi pertempuran yang sedang berkecamuk melawan anggota Al-Houthi di daerah tersebut, kata sumber itu.

Seorang komandan Angkatan Darat mengatakan melalui telepon kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta bahwa "satu pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menembakkan sejumlah rudal dan secara tak sengaja mengenai dan merenggut nyawa pasukan darat kami karena alasan yang tak diketahui".

"Ini adalah kasus penembakan sahabat. Itu adalah kecelakaan tapi kami menuntut Kantor Presiden di negeri ini untuk melakukan penyelidikan," tambah komandan Angkatan Darat tersebut, yang lebih suka tak disebutkan jatidirinya.

Satu sumber yang dekat dengan Pemerintah Yaman mengatakan, "Barangkali koordinasi tidak dilaksanakan secara layak sehingga serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi mengenai pasukan kami sendiri. Kami tidak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi." Koalisi pimpinan Arab Saudi sebelumnya melancarkan serangan udara serupa dan secara keliru menewaskan puluhan tentara dari pasukan yang setia kepada Presiden Yaman Abdu-Rabbu Mansour Hadi di berbagai provinsi Yaman Selatan.

Pemerintah Yaman, yang bersekutu dengan koalisi militer Arab pimpinan Arab Saudi, selama sekitar tiga tahun telah memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang didukung Iran, untuk merebut kekuasaan atas negeri tersebut.

Koalisi itu memulai operasi udara militer pada Maret 2015 guna membalikkan perolehan gerilyawan Al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Hadi dan pemerintahnya.

Koalisi tersebut juga melancarkan blokade udara dan laut guna mencegah senjata mencapai gerilyawan Al-Houthi --yang telah menyeru Ibu Kota Yaman, Sana'a, secara militer dan merebut sebagian besar provinsi Yaman Utara.

Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi ikut-campur dalam perang saudara di Yaman --yang juga telah membuat sebanyak tiga juta orang kehilangan rumah mereka.

Negara Arab itu juga menderita wabah kolera terbesar di dunia sejak April, dengan tak kurang dari 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.

Pewarta: -

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018