Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Pitono menyebutkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalbar masih rendah dan hal itu terpotret seperti pada Februari 2018 hanya 97,65 poin.
"NTP yang poinnya masih di bawah 100 terbilang rendah. Di bawah 100 poin juga menunjukan bahwa petani Kalbar masih kurang sejahtera. Sejak saya di BPS Kalbar belum pernah NTP Kalbar di atas 100 poin," ujarnya di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 126,31 poin pada bulan Januari 2018 menjadi 125,81 poin pada bulan Februari 2018.
"Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh turunnya It Tanaman Pangan 0,43 persen, naiknya it Hortikultura 1,82 persen, turunnya It Tanaman Perkebunan Rakyat 1,27 persen, naiknya It Peternakan 0,34 persen, dan naiknya It Perikanan sebesar 0,31 persen," kata dia.
Sementara untuk Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) pada Februari 2018 Ib Kalbar mengalami kenaikan 0,36 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 128,38 poin pada bulan Januari 2018 menjadi 128,84 poin pada bulan Februari 2018.
"Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,36 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,35 persen," jelasnya.
Lanjutnya naiknya indeks konsumsi rumah tangga pada Februari 2018 dibandingkan Januari 2108 juga menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan pada Februari 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen dibanding Januari 2018.
"Naiknya indeks konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh naiknya indeks ketujuh pendukung sub kelompok konsumsi rumah tangga yakni bahan Makanan naik, makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, transportasi dan komunikasi dan pendidikan, rekreasi dan olahraga," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"NTP yang poinnya masih di bawah 100 terbilang rendah. Di bawah 100 poin juga menunjukan bahwa petani Kalbar masih kurang sejahtera. Sejak saya di BPS Kalbar belum pernah NTP Kalbar di atas 100 poin," ujarnya di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 126,31 poin pada bulan Januari 2018 menjadi 125,81 poin pada bulan Februari 2018.
"Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh turunnya It Tanaman Pangan 0,43 persen, naiknya it Hortikultura 1,82 persen, turunnya It Tanaman Perkebunan Rakyat 1,27 persen, naiknya It Peternakan 0,34 persen, dan naiknya It Perikanan sebesar 0,31 persen," kata dia.
Sementara untuk Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) pada Februari 2018 Ib Kalbar mengalami kenaikan 0,36 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 128,38 poin pada bulan Januari 2018 menjadi 128,84 poin pada bulan Februari 2018.
"Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,36 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,35 persen," jelasnya.
Lanjutnya naiknya indeks konsumsi rumah tangga pada Februari 2018 dibandingkan Januari 2108 juga menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan pada Februari 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen dibanding Januari 2018.
"Naiknya indeks konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh naiknya indeks ketujuh pendukung sub kelompok konsumsi rumah tangga yakni bahan Makanan naik, makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, transportasi dan komunikasi dan pendidikan, rekreasi dan olahraga," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018