Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Tim Asesmen dan Pengembangan Ekonomi Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Barat, Adhinanto Cahyono mengatakan perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018 yang baru saja berlangsung, memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi di Kalimantan Barat dan hal itu terlihat dari jumlah peredaran uang.

"Pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun ini ada peningkatan jumlah uang keluar di Kalbar. Peningkatan uang keluar bisa menjadi faktor yang mendorong peningkatan ekonomi daerah," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan peningkatan yang ada untuk uang keluar dari KPw BI Kalbar selama periode Imlek tahun 2018 termasuk pada hari perayaan Cap Go Meh yakni sebesar 50 persen lebih banyak bila dibandingkan dengan yang terjadi pada periode Imlek 2017.

Baca juga: Bank Mandiri perkuat loyalitas nasabah melalui Festival Imlek
Baca juga: Perayaan CGM 2018 sedot ribuan warga Bengkayang
Baca juga: Kebudayaan Kota Singkawang potensi pembangunan pariwisata

"Uang keluar periode Imlek yang dimaksud adalah periode dua minggu sebelum Imlek hingga Cap Go Meh dan itu berdasarkan pengamatan dan pengeluaran terbanyak masyarakat pada periode tersebut," kata dia.

Dikatakan dia peningkatan yang ada tidak terlepas dari faktor kondisi setelah puncak, yang umumnya turun perlahan di tahun 2017, yakni karena periode Imlek tahun 2017 berada pada bulan Januari yang merupakan kondisi setelah libur natal dan tahun baru.

"Dengan demikian jumlah uang keluar pada periode Imlek 2017 tidak terlalu besar sebagai akibat penyesuaian dari jumlah uang keluar pada periode libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 yang juga diikuti dengan jumlah uang masuk dalam jumlah yang cukup besar dari kondisi setelah puncak," jelas dia.

Ia merincikan bahwa dari sisi lain, peningkatan uang keluar juga sejalan dengan survei konsumen yang dilakukan oleh KPwBI Kalbar, dengan hasil terdapat peningkatan sebesar 20 persen pada indeks perkiraan pengeluaran untuk konsumsi Februari 2018, dibandingkan dengan Februari 2017.

"Namun, fenomena di atas belum dapat dipastikan akan terjadi secara persis pada periode sejenis di tahun selanjutnya. Mengingat, bahwa outliar dalam statistik atau data observasi yang muncul dengan nilai ekstrim di luar kewajaran yang seharusnya merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan dalam hal tersebut," kata dia.




 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018