Pontianak (ANTARA) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Prof Dr Eddy Suratman mengatakan bahwa apabila Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalbar dioperasikan di tengah membaiknya harga CPO maka akan dapat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Kalbar, khususnya dari pungutan pajak ekspor dan lainnya.
"Kelapa sawit merupakan menjadi komoditas perkebunan andalan Kalbar. Komoditas ini tengah menunjukkan tren harga yang semakin membaik. Dengan membaiknya harga CPO atau minyak sawit mentah maka akan dapat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Kalbar baik bagi petani, pelaku usaha dan daerah ini," kata dia, Selasa.
Ia memprediksi, beroperasinya pelabuhan yang berlokasi di Kabupaten Mempawah itu akan menjadi daya tarik investasi yang besar bagi Kalbar.
“Saya percaya selesainya pelabuhan itu akan menjadi penarik yang luar biasa untuk masuknya investasi ke Kalbar. Karena investor itu akan mendekat ke infrastruktur yang strategis, apalagi itu adalah pelabuhan internasional,” kata dia.
Di tengah kontraksi ekonomi yang terjadi akibat pandemi COVID- 19, salah satu langkah yang dapat dilakukan pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Kalbar, adalah dengan menarik investasi.
Provinsi ini beruntung karena memiliki proyek strategi nasional (PSN) Pelabuhan Internasional Kijing. Mestinya, operasional pelabuhan itu dapat segera dilakukan pada tahun ini, sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalbar.
“Saya kira beberapa bisnis yang perilakunya lebih untung apabila mendekat ke pasar. Dan hadirnya pelabuhan, akan mendekatkan diri pada pasar,” kata dia.
Sebelumnya, uji coba ekspor CPO telah dilakukan pada akhir Agustus 2020 lalu. Dengan uji coba tersebut menjadi penanda akan segera beroperasinya pelabuhan internasional yang berlokasi di Kabupaten Mempawah tersebut.
Berdasarkan data KPP Bea Cukai Pontianak, sudah dua perusahaan kelapa sawit yang melakukan ekspor CPO melalui pelabuhan internasional tersebut. Pertama adalah PT Wawasan Kebun Nusantara pada 30 Agustus 2020 tujuan ke India, dengan volume CPO mencapai 5.000 ton. Perusahaan kedua adalah PT Energi Unggul Persada dengan volume ekspor CPO mencapai 16.000 ton tujuan ke India pada 27 September 2020.
Negara seperti Tiongkok, India dan negara-negara Asia Timur Iainnya memang menjadi pasar terbesar CPO Kalbar yang notabene lebih dekat bila ditempuh dari Pelabuhan Kijing.