Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Tim Asesmen dan Pengembangan Ekonomi Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Barat, Adhinanto Cahyono mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei penjualan eceran BI pada Januari 2018, omzet penjualan di Kalbar alami penurunan.
"Omzet penjualan eceran di Kalbar pada Januari 2018 mengalami penurunan sebesar 2,56 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia merincikan penjualan eceran makanan, minuman dan tembakau mengalami penurunan sebesar 23,75 persen pada Januari 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Sedangkan untuk yang mengalami peningkatan yang tinggi terjadi pada penjualan eceran peralatan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 14,29 persen," kata dia.
Adhinanto menjelaskan bahwa berdasarkan penjelasan dari pihak respondennya, penurunan omzet yang ada untuk bahan makanan, makanan jadi, minuman, dan tembakau secara keseluruhan karena pada Januari terdapat efek setelah musim libur natal dan tahun baru.
"Di samping itu pada Januari pihak responden memang kurang memberikan promo yang menarik dikarenakan promo besar dilakukan saat natal dan tahun baru sudah ada," kata dia.
Sementara kata dia adanya pola perubahan perilaku berbelanja ke toko ritel secara langsung menjadi pola berbelanja melalui aplikasi dalam jaringan juga cukup mempengaruhi adanya penurunan omzet yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Omzet penjualan eceran di Kalbar pada Januari 2018 mengalami penurunan sebesar 2,56 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia merincikan penjualan eceran makanan, minuman dan tembakau mengalami penurunan sebesar 23,75 persen pada Januari 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Sedangkan untuk yang mengalami peningkatan yang tinggi terjadi pada penjualan eceran peralatan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 14,29 persen," kata dia.
Adhinanto menjelaskan bahwa berdasarkan penjelasan dari pihak respondennya, penurunan omzet yang ada untuk bahan makanan, makanan jadi, minuman, dan tembakau secara keseluruhan karena pada Januari terdapat efek setelah musim libur natal dan tahun baru.
"Di samping itu pada Januari pihak responden memang kurang memberikan promo yang menarik dikarenakan promo besar dilakukan saat natal dan tahun baru sudah ada," kata dia.
Sementara kata dia adanya pola perubahan perilaku berbelanja ke toko ritel secara langsung menjadi pola berbelanja melalui aplikasi dalam jaringan juga cukup mempengaruhi adanya penurunan omzet yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018