Entikong (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 50 pelajar sekolah dasar di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, mendapat pelatihan dini untuk mencegah penyebaran rabies di perbatasan.
Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Jumat mengatakan, anak-anak tersebut mendapat pelatihan karena hampir 80 persen korban gigitan Hewan Penyebar Rabies (HPR) berusia 5-12 tahun.
"Mereka ini kita jadikan dokter hewan cilik bagi sekolahnya, dimana ada 50 anak dari tiga sekolah antara lain, SDN 12 Entikong, SDN 1 Semanget dan SDN 3 Sontas," kata Abdul Manaf Mustafa. Pelatihan telah diberikan pada Rabu (14/3) di Entikong.
Menurut Manaf, mereka diberikan pemahaman tentang bahaya rabies ini agar bisa menyampaikan kepada pihak keluarganya.
Selain itu pelajar yang dididik menjadi dokter hewan cilik ini, bisa memberikan pertolongan pertama jika terjadi seranagan HPR itu. "Bagaimana langkah penanganan korban dan tindakan apa yang harus diambil," kata dia.
Para pelajar yang dipusatkan di SDN 12 Entikong itu diberikan pemahaman bahwa rabies berbahaya, sehingga penanganan awal harus dilakukan dengan tepat.
"Cukup antusias anak-anak mengikuti kegiatan itu, bahkan mereka banyak yang bercita-cita menjadi dokter hewan kelak," beber Abdul Manaf.
Fajar, murid kelas V SDN 12 Entikong, salah satu peserta dokter hewan cilik mengaku senang, karena bisa mendapatkan pengetahuan mengenai ciri-ciri hewan yang terkena virus rabies terutama anjing.
"Kami ditunjukan bagaimana ciri-ciri hewan yang sudah terjangkit rabies, dan bagaimana menjaga hewan agar terbebas dari rabies, serta langkah apa yang harus diambil ketika terserang hewan penyebar rabies," kata Fajar.
Pelatihan dokter hewan cilik di perbatasan ini juga untuk memotivasi anak-anak di beranda NKRI itu untuk mencegah penyebaran rabies secara dini di lingkungan rumah dan keluarganya. Pada kegiatan tersebut juga diberikan sosialisasi kepada masyarakat umum, serta memberikan vaksin bagi ternak di perbatasan.
Baca juga: Kalbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Rabies
Baca juga: Bocah Lima Tahun Korban Rabies di Sekadau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Jumat mengatakan, anak-anak tersebut mendapat pelatihan karena hampir 80 persen korban gigitan Hewan Penyebar Rabies (HPR) berusia 5-12 tahun.
"Mereka ini kita jadikan dokter hewan cilik bagi sekolahnya, dimana ada 50 anak dari tiga sekolah antara lain, SDN 12 Entikong, SDN 1 Semanget dan SDN 3 Sontas," kata Abdul Manaf Mustafa. Pelatihan telah diberikan pada Rabu (14/3) di Entikong.
Menurut Manaf, mereka diberikan pemahaman tentang bahaya rabies ini agar bisa menyampaikan kepada pihak keluarganya.
Selain itu pelajar yang dididik menjadi dokter hewan cilik ini, bisa memberikan pertolongan pertama jika terjadi seranagan HPR itu. "Bagaimana langkah penanganan korban dan tindakan apa yang harus diambil," kata dia.
Para pelajar yang dipusatkan di SDN 12 Entikong itu diberikan pemahaman bahwa rabies berbahaya, sehingga penanganan awal harus dilakukan dengan tepat.
"Cukup antusias anak-anak mengikuti kegiatan itu, bahkan mereka banyak yang bercita-cita menjadi dokter hewan kelak," beber Abdul Manaf.
Fajar, murid kelas V SDN 12 Entikong, salah satu peserta dokter hewan cilik mengaku senang, karena bisa mendapatkan pengetahuan mengenai ciri-ciri hewan yang terkena virus rabies terutama anjing.
"Kami ditunjukan bagaimana ciri-ciri hewan yang sudah terjangkit rabies, dan bagaimana menjaga hewan agar terbebas dari rabies, serta langkah apa yang harus diambil ketika terserang hewan penyebar rabies," kata Fajar.
Pelatihan dokter hewan cilik di perbatasan ini juga untuk memotivasi anak-anak di beranda NKRI itu untuk mencegah penyebaran rabies secara dini di lingkungan rumah dan keluarganya. Pada kegiatan tersebut juga diberikan sosialisasi kepada masyarakat umum, serta memberikan vaksin bagi ternak di perbatasan.
Baca juga: Kalbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Rabies
Baca juga: Bocah Lima Tahun Korban Rabies di Sekadau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018