Pontianak (Antaranews Kalbar )- Menurut  Koordinator Earth Hour Pontianak Windy Chintia bahwa bahwa gerakan Earth Hour akan menghelat malam puncak selebrasi 24 Maret 2018, kan dipusatkan di depan Kantor Wali Kota Pontianak.
 
"Ini yang ke tujuh kami gelar kampanye global hemat energi yang diinisiasi oleh WWF mengusung tema #Connect2Earth. Dan pada malam puncak pada kegiatan utamannya akan kami pusatkan di Jalan Rahadi Usman, tepat di depan Kantor Wali Kota Pontianak," kata Windy di Pontianak, Minggu.
 
Dikatakannya bahwa tema #Connect2Earth memiliki pesan yang sangat dalam, sebab apa pun yang dilakukan oleh manusia khususnya warga kota Pontianak akan
selalu terhubung dengan bumi, dari hal baik sampai buruk.
 
Menurut Windy, suatu hal yang buruk sudah banyak terasa dampaknya terhadap kehidupan di Kota Pontianak ini. Apa lagi saat ini cuaca semakin panas akibat naiknya suhu bumi. Suhu bumi naik berawal dari perilaku manusia yang boros menggunakan energi.
 
“Untuk itu kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan hal-hal baik untuk bumi. Cara termudah dengan mencabut charger handphone maupun peralatan elektronik lainnya yang sudah selesai digunakan,” katanya.  
 
Lebih jauh dijelaskan, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperlambat perubahan iklim. Di antaranya dengan bijak menggunakan energi listrik, membawa botol air minum sendiri, menggunakan transportasi umum atau membudayakan berboncengan saat bepergian dengan kendaraan bermotor.
 
“Malam selebrasi Earth Hour Pontianak ini sekedar untuk selalu mengingatkan masyarakat agar mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan selama satu jam dari pukul 20.30 - 21.30 WIB Harapannya, switch off ini bisa menjadi gaya hidup yang dilakukan masyarakat saban hari,” ucap Windy.
 
Terkait hal ini, pemerintah Kota Pontianak, PLN, dan para pelaku bisnis seperti Hotel Mercure, PT Kandelia Alam, Ayani Mega Mall Pontianak, Hotel Transera, dan Hotel Orchardz turut serta mendukung malam selebrasi Earth Hour Pontianak.
 
Dalam kesempatan yang sama Operation Manager Mercure dan Ibis Hotel, Hilman mengatakan pihaknya sangat mendukung gerakan hemat energi. 

Baca juga: PLN Kalbar Dukung Pelaksanaan Earth Hour 2017
Baca juga: 7.000 Kota Padamkan Listrik Peringati Jam Bumi
Baca juga: Earth Hour 2017 Kembali Digelar di Pontianak
 
“Di kamar-kamar hotel, kami selalu mengingatkan para pengguna jasa untuk tidak takut pada gelap, artinya matikan listrik jika tidak diperlukan. Begitu pula dengan penggunaan air agar digunakan sehemat mungkin,” katanya.
 
Hilman menegaskan bahwa apapun yang dilakukan itu menjadi bagian dari tanggungjawab moral manajemen hotel terhadap isu-isu lingkungan. “Untuk hal itu kami siap mendukung dan menyukseskan gerakan Eart Hour Pontianak,” jelasnya.
 
Sementara Kepala Bidang Revitalisasi Lingkungan dan Pengembangan Kawasan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak Dadang Fitrajaya yang juga hadir menjelaskan bahwa pemerintah kota sepenuhnya menyokong kegiatan Earth Hour Pontianak. 
 
“Dari sisi sarana dan prasarana kita siap dukung, karena ini juga menjadi bagian dari program pemerintah,” katanya.
 
Dia menjelaskan bahwa pada 24 Maret 2018, pihaknya akan menutup akses Jalan Rahadi Usman dari pukul 11.00 – 23.00 WIB. Warga diimbau agar menyokong kegiatan malam puncak selebrasi Earth Hour Pontianak dengan memadamkan listrik yang sudah tidak digunakan selama satu jam.
 
Dadang Fitrajaya juga berharap setiap even di ruang publik harus bebas dari sampah. “Jangan ada sampah yang berserakan usai kegiatan, kita sudah cukup banyak menghasilkan sampah, sehingga jangan ditambah lagi,” pintanya.
 
Hal senada juga diingatkan oleh Manajer Program Kalbar WWF-Indonesia, Albertus Tjiu dengan mengatakan bahwa betapa pentingnya peran individu dan keluarga untuk bergaya hidup ramah lingkungan. “Sebaiknya gaya hidup ramah lingkungan itu mulai dari lingkungan kecil keluarga,” katanya.
 
Menurut Albert, semangat Earth Hour tahun 2018 yang mengusung tema Connect2Earth ini bersimbiosis dengan keseimbangan alam. “Satu makhluk hidup hilang dari rantai makanan, akan memicu ketidakseimbangan alam. Hal ini juga akan berdampak pada ledakan populasi pada satu spesies suatu saat bisa terjadi,” ujarnya.
 
Ia menambahkan bahwa isu rantai makanan ini sangat penting untuk diperhatikan. Sangat mungkin karena kecorobohan membuang sampah plastik di sungai itu akan hanyut sampai ke laut.
 
"Nah dijelaskan bahwa sampah plastik yang kita buang ke sungai ini di laut akan terurai menjadi mikro plastik dan dikonsumsi oleh ikan kecil. Lalu, ikan kecil dimakan oleh ikan besar. Dan tampa kita sadari  ikan besar yang sudah terkontaminasi mikro plastik itu akan ditangkap nelaya dan kembali kita konsumsi bersama mikro plastik yangn terkandung pada ikan," katanya. 
 
Dengan demikian sambungnya, warga Kota Pontianak akan mengonsumsi mikro plastik yang dibuang sendiri. 
"Maka, mulailah bijak dalam perilaku hidup sehari-hari sebab apapun yang dilakukan selalu terhubung ke bumi,” pungkasnya.

Pewarta: Slamet Ardiansyah / Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018