Pontianak (Antaranews Kalbar) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta alokasi pupuk subsidi untuk pertanian hortikultura di Provinsi Kalimantan Barat diperbanyak mengingat produksi petani di sektor tersebut meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Selama ini, kuota untuk pupuk kurang dari lima persen saja dari total alokasi pupuk," kata Daniel Johan di sela kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Kalbar di Pontianak, Senin.
Ia menambahkan, dari pertemuan dengan kelompok petani hortikultura di Kota Pontianak, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi.
Misalnya, produksi petani sayur di Kota Pontianak, seperti Pontianak Utara, memasok kebutuhan di Kota Pontianak serta daerah atau desa lain. "Jadi, petani kota mensuplai ke desa," kata anggota DPR RI Dapil Kalbar dari Fraksi PKB itu.
Kemudian, ada juga keluhan dari petani mengenai pupuk. "Kebutuhan 320 ton pupuk subsidi, tapi yang dipenuhi hanya 10 ton. Jadi sangat kecil yang disubsidi," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, petani juga kesulitan mendapatkan sebagian benih sayuran yang harus diimpor. "Karena ada beberapa jenis benih yang belum dihasilkan secara baik di dalam negeri," ujar Daniel.
Namun pihaknya tetap mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian agar mampu menghasilkan benih yang berkualitas seperti produk impor lainnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Heronimus Hero mengakui kuota pupuk subsidi untuk petani hortikultura masih sedikit. Ia sepakat agar kuota tersebut bisa ditambah guna memenuhi kebutuhan petani.
"Kalau bisa memang ditambah. Karena produksi sektor hortikultura dari tahun 2016 sampai 2017, terus meningkat. Bahkan sektor ini yang menolong pencapaian keseluruhan ketika terjadi penurunan di sektor lain seperti tanaman pangan," katanya menjelaskan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Agrobisnis Khatulistiwa Tan Lie Hian menuturkan, produksi petani dari tujuh kelompok tani yang tergabung di dalamnya, cukup baik.
"Kendala ya biasanya tentang pupuk subsidi. Sementara untuk tanaman sayuran, 20 hari sampai 30 hari sudah harus panen, dan tanam lagi sehingga membutuhkan pupuk urea khususnya," kata Tan Hie Lian.
Kebutuhan benih sayur dalam sebulan sekitar 200 kilogram. Untuk beberapa jenis sayur seperti sawi keriting, kailan, sawi manis, pok cay, masih harus impor terutama dari Tiongkok. Lahan pertanian sayuran di Pontianak Utara berkisar 200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Selama ini, kuota untuk pupuk kurang dari lima persen saja dari total alokasi pupuk," kata Daniel Johan di sela kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Kalbar di Pontianak, Senin.
Ia menambahkan, dari pertemuan dengan kelompok petani hortikultura di Kota Pontianak, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi.
Misalnya, produksi petani sayur di Kota Pontianak, seperti Pontianak Utara, memasok kebutuhan di Kota Pontianak serta daerah atau desa lain. "Jadi, petani kota mensuplai ke desa," kata anggota DPR RI Dapil Kalbar dari Fraksi PKB itu.
Kemudian, ada juga keluhan dari petani mengenai pupuk. "Kebutuhan 320 ton pupuk subsidi, tapi yang dipenuhi hanya 10 ton. Jadi sangat kecil yang disubsidi," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, petani juga kesulitan mendapatkan sebagian benih sayuran yang harus diimpor. "Karena ada beberapa jenis benih yang belum dihasilkan secara baik di dalam negeri," ujar Daniel.
Namun pihaknya tetap mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian agar mampu menghasilkan benih yang berkualitas seperti produk impor lainnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Heronimus Hero mengakui kuota pupuk subsidi untuk petani hortikultura masih sedikit. Ia sepakat agar kuota tersebut bisa ditambah guna memenuhi kebutuhan petani.
"Kalau bisa memang ditambah. Karena produksi sektor hortikultura dari tahun 2016 sampai 2017, terus meningkat. Bahkan sektor ini yang menolong pencapaian keseluruhan ketika terjadi penurunan di sektor lain seperti tanaman pangan," katanya menjelaskan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Agrobisnis Khatulistiwa Tan Lie Hian menuturkan, produksi petani dari tujuh kelompok tani yang tergabung di dalamnya, cukup baik.
"Kendala ya biasanya tentang pupuk subsidi. Sementara untuk tanaman sayuran, 20 hari sampai 30 hari sudah harus panen, dan tanam lagi sehingga membutuhkan pupuk urea khususnya," kata Tan Hie Lian.
Kebutuhan benih sayur dalam sebulan sekitar 200 kilogram. Untuk beberapa jenis sayur seperti sawi keriting, kailan, sawi manis, pok cay, masih harus impor terutama dari Tiongkok. Lahan pertanian sayuran di Pontianak Utara berkisar 200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018