Pontianak (Antaranews Kalbar) - Memaknai hari pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 2, Karolin-Gidot menyatakan mereka siap untuk meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi itu.
"Saya sebagai seorang guru, tentu sangat tahu apa saja kendala yang dihadapi oleh pendidikan kita saat ini. Untuk itu, momentum peringatan hari pendidikan nasional ini harus kita tandai dengan kebangkitan kualitas pendidikan di Kalbar," kata Gidot di Bengkayang, Rabu.
Menurutnya, selain masih minimnya sarana infrastruktur pendidikan yang ada, keterbatasan tenaga pengajar juga masih menjadi momok bagi pendidikan di Kalbar.
Untuk itu, kata Gidot, dirinya dan calon gubernur Kalbar, Karolin mempunyai program khusus, untuk mengatasi kekurangan guru atau tenaga pengajar di provinsi ini. Salah satunya dengan menambah kuota guru kontrak, khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD) di setiap Kabupaten dan Kota.
"Ini adalah komitmen kami memperhatikan pembangunan di sektor pendidikan. Kita akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota, untuk menambah kuota guru kontrak. Tapi mereka yang dikontrak, harus berasal dari daerah setempat," tuturnya.
Dia mengatakan, sebagai seorang Kepala Daerah yang wilayahnya mencakup daerah perbatasan dan pedalaman serta pulau terluar, Gidot memahami betul kendala kurangnya sarana pendidikan di daerah. Salah satunya adalah karena tidak meratanya sebaran guru khususnya mereka yang sudah berstatus sebagai ASN.
"Sepuluh tahun lalu di Bengkayang, jumlah guru sangat terbatas, bahkan ada, satu orang guru mengajar di enam kelas. Ini cerita di daerah pedalaman dan perbatasan," katanya.
Gidot menyadari, jika tidak semua guru mau ditempatkan di daerah pedalaman, perbatasan apalagi pulau terluar. Oleh karena itu, saat dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati Bengkayang, dibuatkan program khusus untuk mengatasi kekurangan guru.
"Kami dulu sekolahkan putra daerah untuk memenuhi kekurangan guru. Kita cari lulusan SMA yang berprestasi, kita beri dia beasiswa untuk kuliah di sejumlah perguruan tinggi. Setelah lulus, mereka kembali lagi ke kampung halaman untuk mengajar, dengan status guru kontrak," katanya..
Setelah program tersebut berjalan sepuluh tahun terakhir, Gidot menyatakan di Kabupaten Bengkayang tidak ada lagi istilah kekurangan guru. Hal ini juga akan dilakukannya bersama Karolin, saat dipercaya memimpin Kalbar lima tahun ke depan.
"Jadi kita nanti akan minta semua daerah di Kalbar untuk melaksanakan program ini. Kita manfaatkan sumber daya manusia lokal saja, ini komitmen kami," katanya.
Selain itu, ke depan, saat dipercayakan masyarakat untuk memimpin Kalbar, Karolin-Gidot juga akan memprogramkan sekolah unggulan di setiap kabupaten di Kalbar.
"Ini menjadi komitmen kami berdua untuk meningkatkan kualitas SDM kita yang memiliki daya saing serta mampu membawa perubahan bagi Kalbar ke depan," kata Gidot.
Dia menjelaskan, sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM.
Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun negeri.
"Tidak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah unggulan yang kita meningkat pada setiap tahun ajaran baru," tuturnya.
Menurutnya, apabila karakter unggul ini menjadi budaya sekolah, maka pada gilirannya mampu mengonstruksi mentalitas komunitas sekolah untuk bekerja keras, disiplin, profesional, akuntabel, dan mandiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saya sebagai seorang guru, tentu sangat tahu apa saja kendala yang dihadapi oleh pendidikan kita saat ini. Untuk itu, momentum peringatan hari pendidikan nasional ini harus kita tandai dengan kebangkitan kualitas pendidikan di Kalbar," kata Gidot di Bengkayang, Rabu.
Menurutnya, selain masih minimnya sarana infrastruktur pendidikan yang ada, keterbatasan tenaga pengajar juga masih menjadi momok bagi pendidikan di Kalbar.
Untuk itu, kata Gidot, dirinya dan calon gubernur Kalbar, Karolin mempunyai program khusus, untuk mengatasi kekurangan guru atau tenaga pengajar di provinsi ini. Salah satunya dengan menambah kuota guru kontrak, khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD) di setiap Kabupaten dan Kota.
"Ini adalah komitmen kami memperhatikan pembangunan di sektor pendidikan. Kita akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota, untuk menambah kuota guru kontrak. Tapi mereka yang dikontrak, harus berasal dari daerah setempat," tuturnya.
Dia mengatakan, sebagai seorang Kepala Daerah yang wilayahnya mencakup daerah perbatasan dan pedalaman serta pulau terluar, Gidot memahami betul kendala kurangnya sarana pendidikan di daerah. Salah satunya adalah karena tidak meratanya sebaran guru khususnya mereka yang sudah berstatus sebagai ASN.
"Sepuluh tahun lalu di Bengkayang, jumlah guru sangat terbatas, bahkan ada, satu orang guru mengajar di enam kelas. Ini cerita di daerah pedalaman dan perbatasan," katanya.
Gidot menyadari, jika tidak semua guru mau ditempatkan di daerah pedalaman, perbatasan apalagi pulau terluar. Oleh karena itu, saat dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati Bengkayang, dibuatkan program khusus untuk mengatasi kekurangan guru.
"Kami dulu sekolahkan putra daerah untuk memenuhi kekurangan guru. Kita cari lulusan SMA yang berprestasi, kita beri dia beasiswa untuk kuliah di sejumlah perguruan tinggi. Setelah lulus, mereka kembali lagi ke kampung halaman untuk mengajar, dengan status guru kontrak," katanya..
Setelah program tersebut berjalan sepuluh tahun terakhir, Gidot menyatakan di Kabupaten Bengkayang tidak ada lagi istilah kekurangan guru. Hal ini juga akan dilakukannya bersama Karolin, saat dipercaya memimpin Kalbar lima tahun ke depan.
"Jadi kita nanti akan minta semua daerah di Kalbar untuk melaksanakan program ini. Kita manfaatkan sumber daya manusia lokal saja, ini komitmen kami," katanya.
Selain itu, ke depan, saat dipercayakan masyarakat untuk memimpin Kalbar, Karolin-Gidot juga akan memprogramkan sekolah unggulan di setiap kabupaten di Kalbar.
"Ini menjadi komitmen kami berdua untuk meningkatkan kualitas SDM kita yang memiliki daya saing serta mampu membawa perubahan bagi Kalbar ke depan," kata Gidot.
Dia menjelaskan, sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM.
Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun negeri.
"Tidak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah unggulan yang kita meningkat pada setiap tahun ajaran baru," tuturnya.
Menurutnya, apabila karakter unggul ini menjadi budaya sekolah, maka pada gilirannya mampu mengonstruksi mentalitas komunitas sekolah untuk bekerja keras, disiplin, profesional, akuntabel, dan mandiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018