Moskow (Antaranews Kalbar) - Uni Eropa (UAE) tak memiliki keinginan untuk meninggalkan kesepakatan nuklir Iran setelah penarikan AS dari kesepakatan tersebut, kata Kanselir Jerman Angela Merkel, yang sedang berkunjung ke Rusia, baru-baru ini.

"Walaupun kesepakatan ini tidak sempurna, tapi ini lebih baik daripada tak ada kesepakatan," kata Merkel dalam taklimat yang ditayangkan televisi setelah pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kota Pelancongan Laut Hitam, Sochi.

"Jerman, Inggris, Prancis dan semua rekan kami di UE mendukung kesepakatan ini dan kami bermaksud berpegang pada kesepakatan tersebut pada masa depan," kata wanita kanselir itu.

Merkel, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi, mengatakan kesepakatan nuklir Iran adalah salah satu topik yang ia bahas dengan Putin dan mereka "bersatu" dalam mendukung pembicaraan yang berlanjut dengan Iran mengenai program rudal balistik dan nuklirnya.

Kanselir Jerman itu juga mengatakan UE sedang membahas berbagai langkah dengan tujuan melindungi dari dampak kemungkinan sanksi AS terhadap lembaga EDropa yang bekerjasama dengan Iran.

"Tapi tak seorang pun harus memelihara ilusi dengan ganti-rugi yang sangat besar. Ini adalah keputusan ekonomi dan semua perusahaan harus membuat pilihan mereka sendiri," kata Merkel.

Kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dinamakan Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (JCPOA), ditandatangani pada 2015 oleh Iran, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, China, Prancis dan Jerman.

Pada 8 Mei, Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya akan keluar dari kesepakatan tersebut karena ia menuduh kesepakatan itu telah gagal mencegah Iran membuat senjata nuklir atau mendukung terorisme di wilayah tersebut.

Pewarta: -

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018