Pontianak (Antaranews Kalbar) - Bank Indonesia akan memperluas pengembangan tanaman padi teknologi Hazton di sejumlah klaster di berbagai provinsi untuk menjaga stabilitas inflasi.
    Salah seorang penemu teknologi Hazton, Anton Kamaruddin menuturkan di Pontianak, Senin, ia pekan lalu diundang Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia sebagai narasumber dalam kegiatan Diskusi Sustainabilitas Klaster Beras dan Bawang Putih.
    Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari. Hadir pula perwakilan Bank Indonesia dari sejumlah daerah seperti Kaltim, Papua, Bali, Kalteng, Lampung, NTB, Sumsel, Cirebon dan BI Pusat.
    Yunita Resmi mengatakan, alasan pengembangan klaster-klaster tersebut merupakan bagian dari amanat agar BI menjaga stabilitas inflasi.
    Penentuan daerah-daerah yang mengembangkan klaster tersebut juga berdasarkan kajian mendalam.    

Baca juga: Kementan apresiasi Gapoktan Tebas dalam penerapan teknologi Hazton
    Sesi pertama diskusi tentang klaster pengembangan padi/komoditas beras, dengan paparan Teknologi Budidaya Padi dari Dr Sugiyanta (IPB Bogor) dan Teknologi Hazton dari Anton Kamaruddin.
    "Dalam sesi diskusi, saya paparkan filosofi dan latar belakang teknologi Hazton, serta titik kritis dalam penerapannya," kata Anton.
    Salah satu daerah yang memberikan testimoni tentang penerapan Hazton adalah Bank Indonesia Perwakilan Sulteng. Selain itu, mereka memodifikasi Hazton dengan sistem Tabela (tabur benih langsung). "Alhamdulillah sukses mendongkrak dari provitas 5,5 ton menjadi 13 ton/ha. Dan melakukan modifikasi Hazton dengan Transplanter yang dimodif dan tembus ke 13,5 ton/ha (ubinan BPS)," ungkap dia.
    Hazton merupakan teknologi tanam yang ditemukan bersama antara Hazairin dan Anton Kamaruddin. Hazairin pada masa itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar. Sedangkan Anton salah seorang stafnya.
    Teknologi tanam ini mampu meningkatkan provitas padi hingga tiga kali lipat asalkan sesuai dengan prosedur standar.
Baca juga: BI Lhokseumawe dorong penggunaan teknologi Hazton di petani
 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018