Pontianak (Antaranews Kalbar) - PDAM Gunung Poteng Singkawang memperkirakan kebocoran air mencapai 41 persen dari berbagai indikator pencurian air bersih sepanjang tahun 2017.
"Kebocoran air di PDAM diakibatkan banyak faktor, antara lain, kebocoran akibat pencurian air baik yang diketahui maupun tidak," kata Direktur PDAM Gunung Poteng Singkawang, Kristina Killin, Kamis.
Menurutnya, pencurian air yang diketahui banyak terjadi dikarenakan fisiknya.
"Bisa diakibatkan pemasangan pipa tidak sesuai standar, bisa juga bocor dikarenakan perlintasan, atau ada kebocoran dikarenakan digilas kendaraan atau alat berat lainnya, ataupun pemasangan sambungan pipa ilegal melalui oknum-oknum yang mengatasnamakan PDAM," ujarnya.
Sementara kebocoran yang tidak diketahui (non fisik), sangat susah di deteksi dan biasanya persentase kerugiannya lebih besar.
Hal ini sering tidak terlihat oleh PDAM dikarenakan banyak terjadi pada hasil bacaan meteran pelanggan.
"Misalnya, saya tukang baca meter. Tapi saya main kira-kira saja, orang (pelanggan) pakainya 100 kubik, tapi saya tulis 10 kubik," jelasnya.
Parahnya lagi, ada oknum PDAM yang main tebak saja mengenai pemakaian air oleh pelanggan.
"Misalnya, si A karena kawannya maka ditulislah cuma 1 kubik, kemudian si B dikarenakan keponakannya maka ditulislah 2 kubik. Hal seperti inilah yang masih terjadi sampai saat ini, sehingga kebocoran kita masih di angka 41 persen di tahun 2017," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabag Umum dan Program PDAM Gunung Poteng Singkawang, Islam Pribadi mengatakan, sebelum menjalin kerja sama dengan Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) kebocoran PDAM di angka 56 persen khususnya di tahun 2016.
"Tapi sekarang sudah kita turunkan sehingga angka kebocoran akhirnya di posisi 41 persen," katanya.
Dengan sudah dijalinnya kerja sama dengan BPPSPAM diharapkan angka kebocoran PDAM bisa diturunkan lagi. Mengingat toleransi yang diberikan pemerintah pusat, bahwa angka kebocoran maksimal diangka 20 persen.
"Kalau kita sekarang kan sudah diangka 41 persen, berarti angka kebocoran kita lebih 21 persen dari tingkat toleransi nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kebocoran air di PDAM diakibatkan banyak faktor, antara lain, kebocoran akibat pencurian air baik yang diketahui maupun tidak," kata Direktur PDAM Gunung Poteng Singkawang, Kristina Killin, Kamis.
Menurutnya, pencurian air yang diketahui banyak terjadi dikarenakan fisiknya.
"Bisa diakibatkan pemasangan pipa tidak sesuai standar, bisa juga bocor dikarenakan perlintasan, atau ada kebocoran dikarenakan digilas kendaraan atau alat berat lainnya, ataupun pemasangan sambungan pipa ilegal melalui oknum-oknum yang mengatasnamakan PDAM," ujarnya.
Sementara kebocoran yang tidak diketahui (non fisik), sangat susah di deteksi dan biasanya persentase kerugiannya lebih besar.
Hal ini sering tidak terlihat oleh PDAM dikarenakan banyak terjadi pada hasil bacaan meteran pelanggan.
"Misalnya, saya tukang baca meter. Tapi saya main kira-kira saja, orang (pelanggan) pakainya 100 kubik, tapi saya tulis 10 kubik," jelasnya.
Parahnya lagi, ada oknum PDAM yang main tebak saja mengenai pemakaian air oleh pelanggan.
"Misalnya, si A karena kawannya maka ditulislah cuma 1 kubik, kemudian si B dikarenakan keponakannya maka ditulislah 2 kubik. Hal seperti inilah yang masih terjadi sampai saat ini, sehingga kebocoran kita masih di angka 41 persen di tahun 2017," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabag Umum dan Program PDAM Gunung Poteng Singkawang, Islam Pribadi mengatakan, sebelum menjalin kerja sama dengan Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) kebocoran PDAM di angka 56 persen khususnya di tahun 2016.
"Tapi sekarang sudah kita turunkan sehingga angka kebocoran akhirnya di posisi 41 persen," katanya.
Dengan sudah dijalinnya kerja sama dengan BPPSPAM diharapkan angka kebocoran PDAM bisa diturunkan lagi. Mengingat toleransi yang diberikan pemerintah pusat, bahwa angka kebocoran maksimal diangka 20 persen.
"Kalau kita sekarang kan sudah diangka 41 persen, berarti angka kebocoran kita lebih 21 persen dari tingkat toleransi nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018