Sintang (Antaranews Kalbar) - Kepala BKPSDM Kabupaten Sintang, Palentinus mengatakan, pihaknya sangat selektif mengabulkan permohonan pengajuan pindah PNS dari desa tempatnya bertugas ke kota guna mencegah penumpukan PNS di kota.
    "Kami sangat selektif dalam mengabulkan permintaan pindah dari ASN, apalagi dia yang bertugas di daerah pedalaman. Hal ini dilakukan agar tidak mengakibatkan kurangnya ASN yang bertugas di daerah pedalaman," kata Palentinus.
    Dikatakan dia, pengajuan permohonan pindah oleh PNS yang bertugas di pedalaman memang cukup banyak.
    Menurut Palentinus, ada tiga alasan yang diberikan ASN ketika mengajukan pindah, yaitu mendapatkan pengalaman baru, dekat dengan keluarga dan yang terakhir karena sakit, agar mendapatkan kemudahan untuk pengobatan di kota.
    "Masalah kesehatan jadi pertimbangan khusus, terlebih jika yang mengajukan pindah dengan alasan kesehatan, mereka sudah tergolong senior dan telah lama mengabdi sebagai ASN," ujar dia.
    Ia menambahkan, tidak ada alasan khusus untuk pengajuan pindah, kecuali pertimbangan masa pengabdian yaitu minimal lima tahun masa kerja di daerah asalnya bertugas.
    "Kalau baru satu tahun setengah sudah mengajukan pindah, itu tidak bisa," kata dia.
    Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Kusnadi mengharapkan BKPSDM benar-benar teliti dalam mengabulkan permohonan pindah tugas, yang dilakukan oleh ASN yang ada di daerah pedalaman.
    "Kami apresiasi jika memang BKPSDM benar-benar seleksi mengabulkan permohonan pindah PNS. Cek alasan kepindahan tersebut dan kembali dilihat apa memang layak ASN tersebut dipindahtugaskan," katanya.
    Ia mengharapkan ASN bertugas dengan baik dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat dia bertugas terutama untuk tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di daerah pedalaman.
    "Tenaga pendidik dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan warga di daerah pedalaman, kalau mereka mengajukan pindah, tentu akan berdampak pada daerah yang ditinggalkan.

 

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018