Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar mencatat pada Juni 2018 harga sektor angkutan udara dan pangan merupakan faktor pendorong terbesar untuk tingkat inflasi di Kalbar.

"Inflasi di Kalbar pada Juni 2018 sebesar 1,13 persen, secara bulanan sendiri sebesar 1,36 persen dan secara tahunan inflasi di Kalbar sudah mencapai 3,46 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 3,12 persen," ujar Kepala KPw BI Kalbar, Prijono di Pontianak, Kamis.

Prijono menjelaskan adanya kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan kegiatan mudik pada periode lebaran. Adapun kenaikan komoditas bahan pangan terutama disumbang oleh telur ayam ras, sawi hijau, wortel dan kangkung.

"Kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Kenaikan wortel karena pasokan menurun dari luar. Sedangkan kenaikan untuk sawi hijau dan kangkung pasokannya juga berkurang karena periode libur lebaran," papar dia.

Ia memprediksikan pada Juli 2018 tekanan harga masih terjadi di Kalbar.

"Namun tingkat inflasinya akan lebih rendah dibandingkan Juni seiiring telah berlalunya lebaran," katanya.

Prijono menyebutkan sejumlah komoditi yang mesti menjadi perhatian ke depan karena adanya dampak lanjutan adalah seperti kenaikan BBM nonsubsidi.

"Selain itu juga adanya penyesuaian harga komoditas, batas bawah tiket udara, ancaman Karhutla, anomali cuaca yang menganggu distribusi pangan dan lainnya," kata dia.

Tidak kalah penting juga menurutnya soal wacana kenaikan gaji PNS yang bisa mendorong ekspektasi.

"Stabilitas keamanan pascapelaksanaan Pilkada 2018 juga perlu perhatian. Kami dari TPID Kalbar akan terus memperkuat koordinasi kebijakan," jelas dia.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018