Serang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mendirikan warung inflasi atau warung jaga bahan pokok untuk menjaga stabilitas harga yang berlokasi di Pasar Lama, Kota Serang, Banten.
"Kita tahu kalau masalah harga itu diserahkan kepada pasar. Maka, berlaku hukum pasar. Akan tetapi, tentu harus ada intervensi dari pemerintah daerah," kata Penjabat (Pj.) Wali Kota Serang Nanang Saefudin di Serang, Jumat.
Melalui kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Banten yang diintruksikan melalui Agro Bisnis Mandiri (ABM) dan dibantu oleh Bank Indonesia sehingga terwujudlah warung inflasi.
Kalau harga-harga di luar terlalu tinggi, kata dia, diinformasikan kepada publik untuk beli di warung inflasi karena hargannya stabil dan terjaga seperti harga Minyak Kita seharga Rp15 ribu per liter.
Nanang mengatakan bahwa langkah ini merupakan inovasi dari pemkot setempat hasil usulan dari Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM (Dinkopperindaumkm) Serang Wahyu Nurjamil.
"Ini inovasi Pemerintah Kota Serang yang diusulkan oleh Kadis Dinkopperindaumkm. Kami sekarang mengaplikasinya di Pasar Lama terlebih dahulu," katanya.
Menurut dia, keberadaan warung inflasi tersebut tidak akan mengganggu terhadap penghasilan pedagang lainnya di Pasar Lama.
"Ini tidak akan mengganggu margin keuntungan dari pedagang-pedagang, justru akan lebih terjaga," jelasnya.
Saat ini, kata Nanang, kondisi inflasi di Kota Serang berada di angka 2,33 persen dengan penyumbang inflasi terbesar adalah minyak, terigu, dan beras.
"Angka 2,33 persen tersebut masih terbilang aman dari zona krisis ekonomi. Kalau di angka 3,5 atau 1,5 persen, itu baru harap-harap cemas," ujarnya.