Pontianak (Antaranews Kalbar) Proses panjang yang melelahkan dan sedikit menegangkan itu akhirnya berakhir. Provinsi Kalimantan Barat yang sempat disebut-sebut sebagai daerah dengan tingkat kerawanan konflik yang tinggi karena pelaksanaan pemilihan kepala daerah, hingga berakhirnya proses tersebut, tetap aman dan damai.

KPU Provinsi Kalbar dalam rapat pleno di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (8/7) telah menetapkan pasangan nomor urut tiga, Sutarmidji dan Ria Norsan, sebagai peraih suara terbanyak.

Keduanya memperoleh 1.334.512 suara, unggul dari pasangan nomor urut dua, Karolin Margret Natasa - Suryadman Gidot yang mendapat 1.081.878 suara.

Suara keduanya jauh di atas pasangan nomor urut satu, Milton Crosby - Boyman Harus yang memperoleh 172.151 suara.

Sutarmidji - Norsan unggul di sembilan dari 14 kabupaten/kota di Kalbar. Tidak hanya di daerah pesisir yang ditargetkan sebagai kantong suara pasangan menjabat sebagai Wali Kota Pontianak-Bupati Mempawah dua periode ini. Di daerah pehuluan, Sutarmidji-Norsan juga unggul di dua daerah, yakni Kabupaten Kapuas Hulu dan Melawi. Tujuh daerah lainnya, yakni Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kota Singkawang dan Kabupaten Kayong Utara.

Sementara Karolin-Gidot unggul di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sintang. Karolin merupakan bupati aktif di Kabupaten Landak, Gidot juga bupati aktif di Kabupaten Bengkayang. Milton-Boyman tak berhasil unggul di kabupaten/kota manapun di Kalbar.

Ketua KPU Provinsi Kalbar Ramdan menyatakan ada suara sah sebanyak 2.588.541 suara, sedangkan yang tidak sah 54.933 suara. Total suara sah dan tidak sah sebanyak 2.643.474 suara.

Tingkat partisipasi pemilih naik 1,45 persen menjadi 75 persen dibanding pilkada sebelumnya. Perbandingan suara sah dan jumlah pemilih masing-masing calon, secara berurutan 6,65 persen, 41,79 persen dan 51,54 persen. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan quick count yang dilakukan lembaga survei, LSI Denny JA, secara urutan masing-masing yakni 7,04 persen, 41,07 persen dan 51,9 persen yang dirilis sore hari setelah pemungutan suara berakhir pada Kamis (27/6) siang.



Muncul Riak

Pascapemungutan suara, sempat terjadi kegaduhan. Namun aparat bertindak cepat. Sejak awal, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono sudah berkoordinasi dengan Pangdam Tanjungpura Mayjen TNI Achmad Supriyadi. Selaku penjamin utama keamanan di Kalbar, keduanya tentu tak mau kecolongan.

Dari sisi pengamanan TPS, sebanyak 11.642 personel Polri/TNI dikerahkan menjaga 11.658 TPS di Kalbar. Harapannya, kata Didi Haryono, Pilkada 2018 berjalan dengan aman, lancar dan sukses. Polda Kalbar dan jajaran juga telah melaksanakan semua rangkaian kegiatan pelatihan, mulai sispamkota, latihan "tactical floor game" (TFG) pam pilkada dengan menggunakan alat peraga dan pasukan yang dilaksanakan di enam wilayah yang melaksanakan pilkada di Kalbar.

Kemudian, sebanyak 1.104 personel BKO Polda Kalbar digeser ke enam wilayah untuk mem-back up polres yang menggelar pilkada.

Namun tetap saja terjadi pengungsian meski tak banyak. Tercatat ada 266 warga Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang mengungsi di Barak Yon Zipur 6/SD. Mereka trauma dengan konflik sosial masa lalu sehingga memilih mengungsi sementara agar merasa lebih aman dan tenang.

Di Kota Ngabang, Ibu Kota Kabupaten Landak, tepatnya di Terminal Putri Dara Hitam, pada Sabtu (30/6) pagi dilakukan diskusi bersama Irjen Pol Didi Haryono, Pangdam Mayjen Achmad Supriyadi, Bupati Landak Karolin Margret Natasa dan tokoh masyarakat serta adat.

Ritual adat tolak bala (Pamabangk) digelar untuk menolak bala bencana dan hal-hal jelek yang sebelumnya terjadi tidak terulang kembali. Semua juga sepakat dan mengajak masyarakat untuk tetap tenang jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar di media sosial.

Pada Rabu (4/7), juga digelar pertemuan jajaran Forkompimda Kalbar bersama para pasangan calon Pilkada Kalbar. Mantan Gubernur Kalbar yang juga ayah dari Karolin, Cornelis, hadir dalam pertemuan itu.

Karolin hadir bersama Suryadman Gidot. Hadir pula Sutarmidji. Kedatangan para tokoh-tokoh ini diyakini membuat suhu politik di Kalbar semakin "dingin".

Sebanyak 226 warga Desa Karangan yang sempat mengungsi, juga sudah pulang ke tempat asalnya pada Minggu (1/7) menjelang sore.



Pekerjaan Rumah

Terlepas siapapun pemimpin Kalbar lima tahun mendatang, ada pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Terutama masalah infrastruktur.

Di Kabupaten Kapuas Hulu, ada tiga tempat pemungutan suara yang berlokasi di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tidak melaksanakan kegiatan. Ketua Panwaslu Kapuas Hulu Mustaan mengatakan tiga TPS tersebut adalah TPS 03 Dusun Piam, Desa Tinting Peninjau, Kecamatan Empanang, kemudian TPS 01 dan TPS 02 Desa Semuntik, Kecamatan Badau.

Informasinya, para penduduk memilih tidak menggunakan hak pilihnya karena kecewa dengan kurangnya perhatian pemerintah terkait listrik dan jalan di daerah tersebut.

AKBP Imam Riyadi, mantan Kapolres Kapuas Hulu yang kini bertugas di Kabupaten Sanggau, juga mengungkapkan masyarakat di Desa Laja Sadang, Kecamatan Empanang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sempat tidak ingin melaksanakan pemungutan suara pada pilkada karena kecewa dengan pembangunan infrastruktur di wilayah itu.

Namun setelah diberi pemahaman, akhirnya warga mau melaksanakan pemungutan suara seperti daerah yang lainnya.

Gubernur Kalbar terpilih, Sutarmidji mengaku gerah dengan kondisi Kalimantan Barat. Dengan kekayaan alam yang luar biasa namun belum dikelola secara maksimal sehingga kesejahteraan masyarakatnya juga belum merata.

Dari berbagai perjalanannya ke daerah selama kampanye, Sutarmidji menyadari persoalan pertama yang harus dibenahi adalah infrastruktur. Tak perlu jauh-jauh, di Kota Singkawang misalnya, ada kawasan yang berjarak empat kilometer dari pusat kota, namun infrastrukturnya sangat buruk.

Di Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, ia harus meniti jalan selebar 30 centimeter selama hampir setengah jam untuk sampai ke lokasi kampanye. Padahal jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.

Namun ia sudah berhitung secara ringkas berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di dua daerah tersebut.

Target lainnya adalah menjadikan RSUD dr Soedarso Pontianak, rumah sakit umum daerah milik Pemprov Kalbar, sebagai rumah sakit tanpa kelas dengan standar mutu kelas satu. Selain itu, disiapkan satu gedung baru 12 lantai bagi pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Memajukan Provinsi Kapuas Raya di wilayah pehuluan Kalbar, juga menjadi target lain Sutarmidji.



Pesan Politik

Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar yang juga calon Wagub dari pasangan nomor urut dua, Suryadman Gidot secara khusus menyampaikan di media sosial agar semua pihak bersatu padu dan mendukung serta mewujudkan janji-janji kampanye pasangan gubernur dan wagub terpilih, Sutarmidji dan Ria Norsan.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada partai politik, tim kampanye, pendukung serta relawan, yang ikut berjuang mendukung pasangan nomor urut dua.

Beredar pula video ucapan selamat dari Karolin Margret Natasa kepada Sutarmidji-Ria Norsan selaku Gubernur-Wakil Gubernur terpilih. Ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di pedalaman, perbatasan, relawan, pendukung, tim kampanye serta pihak lain yang telah mendukungnya bersama Suryadman Gidot.

Ia pun mengimbau untuk bersama mengawal dan mengawasi agar pemerintahan ke depan sungguh-sungguh menjalankan janji kampanyenya serta memberikan perhatian masyarakat di pedalaman dan perbatasan.

Pilkada, lanjut dia, sudah usai dan yang berlalu menjadi catatan sejarah bagi masyarakat Kalimantan Barat. "Sampai jumpa di medan pertempuran berikutnya," ujar Karolin.

Kalangan netizen menyambut baik apa yang disampaikan para tokoh politik Kalbar itu. Akun @Bang Izhar misalnya, menyatakan apa yang disampaikan sangat bijaksana. @Leo Vikad menulis politisi santun! Good Job bg! Bersama kita mengawasi dan mengkritisi dan menyentil bila perlu.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Prof Dr Eddy Suratman mengingatkan investor yang akan dan tengah menanamkan modalnya di Indonesia, termasuk di Kalbar, membutuhkan kestabilan politik.

Menurut dia, di era pemilihan langsung, baik kepala daerah, legislatif maupun presiden, apabila situasi politik menjadi semakin panas dan tak terkendali maka akan berbahaya terhadap keberlangsungan pembangunan ekonomi Indonesia.

Eddy berharap, pemerintah dan para tokoh untuk bisa mengendalikan hal tersebut, karena investor yang menanamkan modalnya di Indonesia juga mempertimbangkan kondisi politik yang mendukung kegiatan perekonomian. Maka, kesan Kalbar sebagai daerah rawan pun dapat pupus.


 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018