Pontianak (Antaranews Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Kalbar, Sutarmidji meminta bangunan drainase dalam mengatasi genangan air dan banjir di kota itu, tidak asal-asalan.
"Kami ingin menyelesaikan masalah genangan atau banjir yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi di Kota Pontianak. Dengan adanya bantuan teknis dari Bank Dunia, kami berharap ada solusi yang harus dilakukan Pemkot Pontianak dalam mengatasi persoalan tersebut," kata Sutarmidji di Pontianak, Minggu.
Kota Pontianak menjadi salah satu dari lima kota yang mendapat bantuan teknis (technical assistant) dari Bank Dunia. Bank Dunia memberikan bantuan teknis ini bagi lima kota yakni Ambon, Manado, Padang, Bima dan Pontianak. Program bantuan teknis ini bernama Indonesian Sustainable Urbanization (Idsun).
Menurut dia, dalam hal tersebut pihaknya siap bersinergi dengan kabupaten/kota di sekelilingnya dalam menyelesaikan permasalahan genangan air dan banjir tersebut
"Hal ini tidak hanya kaitan persoalan drainase, namun juga mencakup pemukiman dan urbanisasi sehingga kawasan-kawasan pemukiman baru harus dipersiapkan, di mana kawasan itu tidak akan menjadi penyebab banjir ke depannya," ujarnya.
Sehingga, menurut dia, daerah-daerah itu harus dibuka. "Saya berharap daerah pinggiran kota itu menjadi kawasan pemukiman tetapi infrastrukturnya harus disiapkan juga dalam mengatasi banjir terutama drainasenya," katanya.
Sutarmidji meminta dalam membuat drainase, tidak hanya asal-asalan. Sebab menurut dia membuat drainase harus ada kajian tentang topografi daerah, ketinggian daerah satu dengan daerah lain. Demikian pula ketinggian antara drainase tersier, sekunder dan primer itu harus menjadi perhatian.
"Jangan sampai nanti drainase tersier lebih rendah dibandingkan drainase sekunder sehingga air tidak bisa mengalir ke drainase primer, kemudian tingkat ke dalam dan lebarnya juga harus diperhatikan sehingga hasilnya sesuai," ujarnya.
Diakuinya, pemetaan titik-titik rawan banjir juga sudah dilakukan pihaknya. Dengan adanya bantuan teknis Bank Dunia ini, antisipasi bagaimana dalam mengatasi 25 tahun hingga 50 tahun ke depan, sudah harus dicari solusinya. "Meski pun kondisi sekarang sudah cukup baik, tetapi akan berubah jadi masalah kalau tidak mengendalikan urbanisasi," kata Sutarmidji.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kami ingin menyelesaikan masalah genangan atau banjir yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi di Kota Pontianak. Dengan adanya bantuan teknis dari Bank Dunia, kami berharap ada solusi yang harus dilakukan Pemkot Pontianak dalam mengatasi persoalan tersebut," kata Sutarmidji di Pontianak, Minggu.
Kota Pontianak menjadi salah satu dari lima kota yang mendapat bantuan teknis (technical assistant) dari Bank Dunia. Bank Dunia memberikan bantuan teknis ini bagi lima kota yakni Ambon, Manado, Padang, Bima dan Pontianak. Program bantuan teknis ini bernama Indonesian Sustainable Urbanization (Idsun).
Menurut dia, dalam hal tersebut pihaknya siap bersinergi dengan kabupaten/kota di sekelilingnya dalam menyelesaikan permasalahan genangan air dan banjir tersebut
"Hal ini tidak hanya kaitan persoalan drainase, namun juga mencakup pemukiman dan urbanisasi sehingga kawasan-kawasan pemukiman baru harus dipersiapkan, di mana kawasan itu tidak akan menjadi penyebab banjir ke depannya," ujarnya.
Sehingga, menurut dia, daerah-daerah itu harus dibuka. "Saya berharap daerah pinggiran kota itu menjadi kawasan pemukiman tetapi infrastrukturnya harus disiapkan juga dalam mengatasi banjir terutama drainasenya," katanya.
Sutarmidji meminta dalam membuat drainase, tidak hanya asal-asalan. Sebab menurut dia membuat drainase harus ada kajian tentang topografi daerah, ketinggian daerah satu dengan daerah lain. Demikian pula ketinggian antara drainase tersier, sekunder dan primer itu harus menjadi perhatian.
"Jangan sampai nanti drainase tersier lebih rendah dibandingkan drainase sekunder sehingga air tidak bisa mengalir ke drainase primer, kemudian tingkat ke dalam dan lebarnya juga harus diperhatikan sehingga hasilnya sesuai," ujarnya.
Diakuinya, pemetaan titik-titik rawan banjir juga sudah dilakukan pihaknya. Dengan adanya bantuan teknis Bank Dunia ini, antisipasi bagaimana dalam mengatasi 25 tahun hingga 50 tahun ke depan, sudah harus dicari solusinya. "Meski pun kondisi sekarang sudah cukup baik, tetapi akan berubah jadi masalah kalau tidak mengendalikan urbanisasi," kata Sutarmidji.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018