Pontianak (Antaranews Kalbar) - Para peserta Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Jawa Tengah di Pontianak mengunjungi sejumlah tempat ibadah sebagai miniatur keberagaman di Kalimantan Barat.

"Hari ini kita melakukan kunjungan di aloe vera, mengenalkan kepada siswa-siswi salah satu ikon budidaya tanaman khas lidah buaya, dan museum Kalbar sebagai referensi sumber sejarah, serta sejumlah tempat ibadah di kota Pontianak, Kalbar ini yang memang menjadi salah satu ikon miniaturnya keberagaman nusantara kita," kata panitia penyelenggara, Azizah di Pontianak, Sabtu.

Azizah menyebut ada 7 tempat ibadah yang dapat dikunjungi 38 peserta SMN dan 7 guru pendamping dari Jawa Tengah. Sejumlah tempat ibadah yang dikunjungi itu diantaranya GKKB, St Joseph Katedral, Masjid Mujahidin, Vihara Pattica Sammupada, Pura Giripati Mulawarman, Maha Vihara Maitreya di Pontianak dan Kubu Raya.

"Kita ingin memberi referensi baru sekaligus mengenalkan peserta SMN dan guru-guru pembimbing untuk mengenal langsung, lebih dekat seperti apa realitasnya. Sehingga sepulang nanti dari rangkaian kegiatan SMN ini ada informasi baru dan kesan-kesan penting yang bisa dibagi atau disampaikan kepada teman-teman di sekolah," ujar Azizah.

Guru pendamping SMN dari Jawa Tengah Marta (41) mengaku terkesan dengan tempat-tempat yang dikunjungi. Dirinya menilai selain bagus dan menarik, menurutnya museum sebagai salah satu pusat informasi sejarah dan berbagai tempat ibadah yang dikunjungi itu memberikan kesan.

"Saya kira penghargaan dan perhatian pemerintah daerah disini terhadap aset penting, seperti bagaimana menjaga keragaman budaya dan toleransi antarumat beragama disini sangat baik. Ini dibuktikan dengan megahnya sejumlah sarana ibadah masyarakat disini yang kita ketahui memang beragam," ungkap Marta.

Salah seorang peserta SMN, Desi Ramadhani (16), siswa dari SMAN 1 Kota Magelang, Jawa Tengah, justru mengaku takjub. Jauh dari ekspektasi, dugaannya Pontianak bagian dari pulau Kalimantan semula yang diketahuinya adalah tempat yang masih tergolong primitif dan penuh belantara, ternyata mengalami perkembangan dalam hal pembangunan yang sangat pesat.

"Pontianak itu ternyata jauh dari ekspektasi saya. Pontianak luar biasa kemajuannya. Sudah enam hari disini, saya dan kawan-kawan mendapatkan banyak pengalaman berharga berkat program BHUN ini," ujar siswi berkacamata itu.

Tak hanya terkesan pada aktifitas masyarakat di Pontianak Utara yang eksis mengembangkan budidaya dan mengolah lidah buaya. Desi Ramadhani juga terkesan dengan megahnya sejumlah tempat ibadah masyarakat di Kalbar.

"Saya tadinya agak khawatir dengan sejarah kelam konflik di Kalbar. Tapi sekarang keberagaman dalam tatanan sosial masyarakat, kelangsungan ibadah antarumat beragama disini sepertinya berlangsung dengan baik. Semua tampak terpelihara, bersih dan rapi," ungkapnya.

Ia menyatakan kekagumannya dengan kemegahan arsitektur sejumlah tempat ibadah yang telah dikunjunginya bersama peserta SMN.

"Saya kira kalau di Jawa Tengah itu terdapat perbedaan dalam hal arsitektur dan luasnya bangunan sebagai tempat peribadatan. Kalau disini bangunan Masjid Mujahidin besar dan megah, begitu juga katedral dan tempat peribadatan umat lainnya disini. Tetapi di Jawa Tengah biasanya tempat ibadah justru masih banyak yang belum direnovasi," ungkapnya.

Program BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) tahun 2018 di Kalbar selaku PIC PT Waskita Karya dan Co PIC PT Sucofindo (Persero).
Baca juga: BUMN Hadir - Ribuan peserta ramaikan jalan sehat BUMN Hadir untuk negeri

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018