Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero mengatakan pihaknya terus berkomitmen melakukan sejumlah langkah dan program di sektor pertanian sebagai upaya peningkatan kesejahteraan petani di daerah itu.
"Secara umum untuk peningkatan kesejahteraan petani yang dilakukan yakni melalui pola budidaya dan manajemen pertanian dari petani yang terus kita perbaiki setiap tahunnya," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menambahkan untuk budidaya pertanian, bagaimana luas tanam dan produktivitas petani terus meningkat. Hal itu tentunya didukung dengan bantuan berupa cetak sawah, pemberian bibit, pupuk, saprodi, Alsintan dan lainnya.
"Meningkatkan kesejahteraan petani kembali melalui pola budidaya dan manajemen lebih baik. Mana mungkin petani sejahtera jika tidak memproduksi sesuatu. Tinggal kita benahi mengelolahnya. Pola pertanian agrobisnis dengan melihat peluang pasar," jelas dia.
Sementara setelah dibudidaya dengan produktivitas yang tinggi, petani juga didorong untuk menata pengelolaan hasil komoditasdan pasar.
"Satu diiantaranya dengan memberikan nilai tambah hasil pertanian dan sebagai contoh yang dulunya hanya jual gabah bagaimana menjual beras. Beras yang dijual juga dengan kemasan dan hasil yang baik," lanjut dia.
Untuk melihat kesejahteraan petani di Kalbar, sebutnya bisa melalui satu di antaranya Nilai Tukar Petani (NTP).
Menurutnya untuk NTP itu sendiri dilihat dari daya beli dan inflasi.
"NTP dilihat dari rasio harga - harga yang diterima petani dari produksi dan harga yang dibayarkan dari apa yang dibeli. Semakin tinggi daya beli maka semakin sejahtera. Jangan salah, NTP rendah bukan berarti petani tidak sejahtera karena itu berkaitan juga dengan inflasi. Sebenarnya di luar petani juga terpengaruh oleh inflasi dan daya beli," terang dia.
Terkait produksi padi di Kalbar, menurutnya tahun ini bisa mencapai 1,6 juta ton atau meningkat sekitar 200 ribu ton dari tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan dari luas tanam yang ada.
"Luas tanam saat ini sudah mencapai 580 hektare di Kalbar. Dengan cakupan luas yang ada maka kita ada peningkatan potensi produksi sebesar 200 ribu ton. Dengan hasil itu tentu kita surplus sebab satu tahun kebutuhan kita hanya 600 ribu ton," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Secara umum untuk peningkatan kesejahteraan petani yang dilakukan yakni melalui pola budidaya dan manajemen pertanian dari petani yang terus kita perbaiki setiap tahunnya," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menambahkan untuk budidaya pertanian, bagaimana luas tanam dan produktivitas petani terus meningkat. Hal itu tentunya didukung dengan bantuan berupa cetak sawah, pemberian bibit, pupuk, saprodi, Alsintan dan lainnya.
"Meningkatkan kesejahteraan petani kembali melalui pola budidaya dan manajemen lebih baik. Mana mungkin petani sejahtera jika tidak memproduksi sesuatu. Tinggal kita benahi mengelolahnya. Pola pertanian agrobisnis dengan melihat peluang pasar," jelas dia.
Sementara setelah dibudidaya dengan produktivitas yang tinggi, petani juga didorong untuk menata pengelolaan hasil komoditasdan pasar.
"Satu diiantaranya dengan memberikan nilai tambah hasil pertanian dan sebagai contoh yang dulunya hanya jual gabah bagaimana menjual beras. Beras yang dijual juga dengan kemasan dan hasil yang baik," lanjut dia.
Untuk melihat kesejahteraan petani di Kalbar, sebutnya bisa melalui satu di antaranya Nilai Tukar Petani (NTP).
Menurutnya untuk NTP itu sendiri dilihat dari daya beli dan inflasi.
"NTP dilihat dari rasio harga - harga yang diterima petani dari produksi dan harga yang dibayarkan dari apa yang dibeli. Semakin tinggi daya beli maka semakin sejahtera. Jangan salah, NTP rendah bukan berarti petani tidak sejahtera karena itu berkaitan juga dengan inflasi. Sebenarnya di luar petani juga terpengaruh oleh inflasi dan daya beli," terang dia.
Terkait produksi padi di Kalbar, menurutnya tahun ini bisa mencapai 1,6 juta ton atau meningkat sekitar 200 ribu ton dari tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan dari luas tanam yang ada.
"Luas tanam saat ini sudah mencapai 580 hektare di Kalbar. Dengan cakupan luas yang ada maka kita ada peningkatan potensi produksi sebesar 200 ribu ton. Dengan hasil itu tentu kita surplus sebab satu tahun kebutuhan kita hanya 600 ribu ton," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018