Makassar (Antaranews Kalbar) - Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) mengatakan total jumlah mahasiswa di Indonesia mencapai 7,5 juta orang dan terbilang masih kecil dibandingkan dengan populasi usia pendidikan di Tanah Air.
"Jumlah mahasiswa seluruh Indonesia itu mencapai 7,5 juta. Jumlah ini masih kecil dibandingkan dengan usia pendidikan kita," kata Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti Dr Misbah Fikrianto pada acara seminar nasional di Gedung Ristek Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin.
Ia menjelaskan, para mahasiswa untuk pendidikan S1 rata-rata berusia diantara 19-23 tahun dengan tingkat populasi 80 hingga 107 juta.
Sementara yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi hanya sebanyak 7,5 juta yang artinya masih jauh yakni baru mencapai sekitar 32,9 persen.
"Jadi jangan lihat jumlahnya namun berapa populasi. Bisa juga dibandingkan dengan negara lain yang justru jauh lebih besar," katanya saat mewakili Menristek Dikti Mohamad Nasir yang berhalangan hadir pada seminar nasional bertajuk "Era Four Point Zero, Pendidikan Tinggi hari ini.
Ia menjelaskan, Presiden RI Joko Widodo juga telah mencanangkan investasi sumber daya manusia (SDM) pada 2019.
Dan ini tentunya memberikan peran yang strategis bagi perguruan tinggi untuk menjadikan kampus mereka sebagai tempat untuk berinvestasi demi kemajuan bangsa dan negara kedepan.
"Dan untuk itu saya mberikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa, karena tidak ada lagi jenjang pendidikan tinggi selain pendidikan tinggi," jelasnya.
Melalui pendidikan akan lahir presiden, calon presiden, wakil presiden, calon wakil presiden, gubernur, wali kota, bupati termasuk para pengusaha hebat," ujarnya.
(KR-AKR/S. Mappong)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Jumlah mahasiswa seluruh Indonesia itu mencapai 7,5 juta. Jumlah ini masih kecil dibandingkan dengan usia pendidikan kita," kata Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti Dr Misbah Fikrianto pada acara seminar nasional di Gedung Ristek Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin.
Ia menjelaskan, para mahasiswa untuk pendidikan S1 rata-rata berusia diantara 19-23 tahun dengan tingkat populasi 80 hingga 107 juta.
Sementara yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi hanya sebanyak 7,5 juta yang artinya masih jauh yakni baru mencapai sekitar 32,9 persen.
"Jadi jangan lihat jumlahnya namun berapa populasi. Bisa juga dibandingkan dengan negara lain yang justru jauh lebih besar," katanya saat mewakili Menristek Dikti Mohamad Nasir yang berhalangan hadir pada seminar nasional bertajuk "Era Four Point Zero, Pendidikan Tinggi hari ini.
Ia menjelaskan, Presiden RI Joko Widodo juga telah mencanangkan investasi sumber daya manusia (SDM) pada 2019.
Dan ini tentunya memberikan peran yang strategis bagi perguruan tinggi untuk menjadikan kampus mereka sebagai tempat untuk berinvestasi demi kemajuan bangsa dan negara kedepan.
"Dan untuk itu saya mberikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa, karena tidak ada lagi jenjang pendidikan tinggi selain pendidikan tinggi," jelasnya.
Melalui pendidikan akan lahir presiden, calon presiden, wakil presiden, calon wakil presiden, gubernur, wali kota, bupati termasuk para pengusaha hebat," ujarnya.
(KR-AKR/S. Mappong)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018