Pontianak (Antaranews Kalbar) - Ketua Persatuan Orang Melayu (POM) Kalbar, Agus Setiadi menyatakan, Puak Melayu Kalbar sangat toleransi, mencintai kedamaian dalam keberagaman.
"Kami Puak Melayu sudah biasa dalam bertoleransi, hidup rukun serta mencintai kedamaian dalam keberagaman," kata Agus Setiadi di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, masyarakat tidak perlu lagi meragukan ke Pancasilaan dari pada Puak Melayu, apalagi penggagas dari lambang negara Indonesia berasal dari Pontianak, sehingga kontribusi dari Melayu tidak perlu diragukan lagi.
"Apalagi Bahasa Indonesia sebagian besar dari bahasa Melayu. Oleh karena itu ketika bicara keberagaman maka Puak Melayu sangat toleransi, dan sangat peduli dengan keberagaman," katanya.
Di Pemilu 2019, POM Kalbar dalam posisi netral dan tidak berpihak kepada salah satu calon presiden dan wakil presiden, tetapi kalau perorangan dibebaskan dalam berpolitik.
"Silakan siapapun berkampanye tetapi tidak menyebarkan hoak dan ataupun menghasut, mari kita berpolitik dengan cerdas," katanya.
Sementara itu, Akademisi dan Tokoh Sejarawan Kalbar, Syafarudin Usman menyambut baik kegiatan kopi darat yang digelar oleh POM Kalbar, menggelar diskusi tentang mencegah informasi hoaks bagi generasi muda di Kalbar.
"Marilah kita berpolitik yang santun dan mampu membawa masyarakat Kalbar dan Indonesia umumnya lebih maju lagi, dan jangan lagi kita menimbulkan, suku, agama dan ras dalam berpolitik," ujarnya.
POM Kalbar menggelar Kopi Darat dengan tema "Semangat kebhinekaan masyarakat Melayu Kalbar, siap menegakkan Pancasila dan UUD 1945 di Bumi Khatulistiwa Demi Terwujudkanya Pemilu Damai 2019, yang dihadiri oleh ratusan anggota POM Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kami Puak Melayu sudah biasa dalam bertoleransi, hidup rukun serta mencintai kedamaian dalam keberagaman," kata Agus Setiadi di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, masyarakat tidak perlu lagi meragukan ke Pancasilaan dari pada Puak Melayu, apalagi penggagas dari lambang negara Indonesia berasal dari Pontianak, sehingga kontribusi dari Melayu tidak perlu diragukan lagi.
"Apalagi Bahasa Indonesia sebagian besar dari bahasa Melayu. Oleh karena itu ketika bicara keberagaman maka Puak Melayu sangat toleransi, dan sangat peduli dengan keberagaman," katanya.
Di Pemilu 2019, POM Kalbar dalam posisi netral dan tidak berpihak kepada salah satu calon presiden dan wakil presiden, tetapi kalau perorangan dibebaskan dalam berpolitik.
"Silakan siapapun berkampanye tetapi tidak menyebarkan hoak dan ataupun menghasut, mari kita berpolitik dengan cerdas," katanya.
Sementara itu, Akademisi dan Tokoh Sejarawan Kalbar, Syafarudin Usman menyambut baik kegiatan kopi darat yang digelar oleh POM Kalbar, menggelar diskusi tentang mencegah informasi hoaks bagi generasi muda di Kalbar.
"Marilah kita berpolitik yang santun dan mampu membawa masyarakat Kalbar dan Indonesia umumnya lebih maju lagi, dan jangan lagi kita menimbulkan, suku, agama dan ras dalam berpolitik," ujarnya.
POM Kalbar menggelar Kopi Darat dengan tema "Semangat kebhinekaan masyarakat Melayu Kalbar, siap menegakkan Pancasila dan UUD 1945 di Bumi Khatulistiwa Demi Terwujudkanya Pemilu Damai 2019, yang dihadiri oleh ratusan anggota POM Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018