Putussibau (Antaranews Kalbar) - Harga ayam potong di Pasar Pagi Putussibau, Kapuas Hulu saat ini mencapai Rp60 ribu/kg karena minimnya pasokan dari peternak lokal.
"Jelas saja harga ayam itu memberatkan masyarakat, tapi sama sekali tidak ada upaya pemerintah agar harga ayam itu turun," kata Warga Putussibau, Sulastri (32) di Putussibau, Kapuas Hulu, Minggu.
Dia meminta Pemerintah Daerah Kapuas Hulu melalui Dinas Perdagangan dapat memberikan solusi dan benar - benar melakukan stabilisasi harga di pasaran.
"Petugas jangan hanya sekedar tanya-tanya harga saja, namun tidak ada langkah konkrit untuk menurunkan harga ayam potong," kata Sulastri.
Pedagang ayam potong Pasar Pagi Putussibau, Ayu Ningsih mengatakan kenaikan harga ayam dikarenakan sulitnya mendapatkan ayam dari peternakan yang ada di Putussibau dan sekitarnya, sehingga ayam potong didatangkan dari kabupaten lain seperti dari Kabupaten Sintang dan Sanggau.
Diakui Ayu, kenaikan harga ayam potong memang terjadi sebelum Natal 2018, karena memang harga ayam ternak sudah cukup mahal.
"Jika harga normal paling-paling hanya Rp40 ribu-Rp45 ribu/kg," jelas dia.
Sementara itu, saat meninjau kondisi pasar Pagi Putussibau, Kamis (3/01) belum lama ini, Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir pernah mengatakan pemerintah daerah sudah membentuk tim dalam pengawasan harga sejumlah sembako di wilayah Kapuas Hulu.
"Saya minta tim itu benar - benar jalan dan bekerja, kita harus tahu persoalan sesungguhnya apakah barangnya yang sulit didapatkan atau memang ada permainan spekulan, saya rasa itu yang harus diawasi," kata Nasir.
Dia menekankan agar para pedagang juga tidak menaikan harga sesuka hati, jika masih dalam kewajaran mungkin masyarakat masih memaklumi, namun jika itu hanya untuk meraup keuntungan semata, maka harus ada tindakan dari tim pemantau.
"Yang jelas Pemerintah Daerah Kapuas Hulu sudah membentuk tim untuk memantau dan mengawasi harga sembako termasuk daging ayam," ucap Nasir.
Selain ayam potong, harga telur juga di Kapuas Hulu Kalimantan Barat mencapai Rp1.700 hingga Rp2.000/butir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Jelas saja harga ayam itu memberatkan masyarakat, tapi sama sekali tidak ada upaya pemerintah agar harga ayam itu turun," kata Warga Putussibau, Sulastri (32) di Putussibau, Kapuas Hulu, Minggu.
Dia meminta Pemerintah Daerah Kapuas Hulu melalui Dinas Perdagangan dapat memberikan solusi dan benar - benar melakukan stabilisasi harga di pasaran.
"Petugas jangan hanya sekedar tanya-tanya harga saja, namun tidak ada langkah konkrit untuk menurunkan harga ayam potong," kata Sulastri.
Pedagang ayam potong Pasar Pagi Putussibau, Ayu Ningsih mengatakan kenaikan harga ayam dikarenakan sulitnya mendapatkan ayam dari peternakan yang ada di Putussibau dan sekitarnya, sehingga ayam potong didatangkan dari kabupaten lain seperti dari Kabupaten Sintang dan Sanggau.
Diakui Ayu, kenaikan harga ayam potong memang terjadi sebelum Natal 2018, karena memang harga ayam ternak sudah cukup mahal.
"Jika harga normal paling-paling hanya Rp40 ribu-Rp45 ribu/kg," jelas dia.
Sementara itu, saat meninjau kondisi pasar Pagi Putussibau, Kamis (3/01) belum lama ini, Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir pernah mengatakan pemerintah daerah sudah membentuk tim dalam pengawasan harga sejumlah sembako di wilayah Kapuas Hulu.
"Saya minta tim itu benar - benar jalan dan bekerja, kita harus tahu persoalan sesungguhnya apakah barangnya yang sulit didapatkan atau memang ada permainan spekulan, saya rasa itu yang harus diawasi," kata Nasir.
Dia menekankan agar para pedagang juga tidak menaikan harga sesuka hati, jika masih dalam kewajaran mungkin masyarakat masih memaklumi, namun jika itu hanya untuk meraup keuntungan semata, maka harus ada tindakan dari tim pemantau.
"Yang jelas Pemerintah Daerah Kapuas Hulu sudah membentuk tim untuk memantau dan mengawasi harga sembako termasuk daging ayam," ucap Nasir.
Selain ayam potong, harga telur juga di Kapuas Hulu Kalimantan Barat mencapai Rp1.700 hingga Rp2.000/butir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019