Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Hendryan mengatakan, pihaknya telah melakukan operasi pasar sesuai instruksi dari Menteri Perdagangan secara serentak se-Indonesia.
"Hal itu dikarenakan harga beras di pasaran sampai saat ini belum turun, dan masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya di Singkawang, Senin.
Hal itu disebabkan, para petani belum memasuki masa panen ditambah lagi pasokan (stok) terbatas, sehingga harga beras masih diatas HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
Seperti pada beras medium, HET yang sudah ditetapkan pemerintah adalah seharga Rp9.950 per kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp10 ribu - Rp10.500 per kilogram.
Demikian juga dengan beras premium, HET nya adalah seharga Rp13.350 per kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp13.500 - Rp14.000 perkilogram.
"Sehingga inilah yang diantisipasi oleh pemerintah terutama pada kurangnya pasokan (stok) sehingga terjadi kenaikan harga karena permintaan agak meningkat," ujarnya.
Oleh karena itu, diambilah cadangan beras nasional yang berada di Bulog. Karena sesuai dengan petunjuk teknis, beras ini dapat dikeluarkan apabila ada perintah dari Menteri Perdagangan.
"Insya Allah satu bulan kedepan, diharapkan beras Bulog ini mampu menstabilkan harga dan menjaga pasokan (stok) yang ada di Kota Singkawang," ungkapnya.
Dijelaskannya, operasi pasar tersebut dilaksanakan dengan melibatkan Bulog, TNI dan Satgas Pangan Kota Singkawang.
Dalam kegiatan tersebut, selain beras yang dijual, Pemkot Singkawang juga menjual gula, minyak goreng dan tepung terigu.
Warga Kota Singkawang, Darmawati mengaku sangat terbantu dengan adanya Operasi Pasar yang dilakukan pemerintah. "Tentu saja sangat membantu, terutama kepada warga yang serba kekurangan," katanya.
Dia pun berharap, agar pemerintah cepat tanggap bilamana mendapatkan informasi mengenai harga sembako yang mulai mengalami kenaikan apalagi langka.
"Jangan menunggu masyarakat sudah susah dulu, baru bertindak. Harus tanggaplah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Hal itu dikarenakan harga beras di pasaran sampai saat ini belum turun, dan masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya di Singkawang, Senin.
Hal itu disebabkan, para petani belum memasuki masa panen ditambah lagi pasokan (stok) terbatas, sehingga harga beras masih diatas HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
Seperti pada beras medium, HET yang sudah ditetapkan pemerintah adalah seharga Rp9.950 per kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp10 ribu - Rp10.500 per kilogram.
Demikian juga dengan beras premium, HET nya adalah seharga Rp13.350 per kilogram, namun di pasaran dijual antara Rp13.500 - Rp14.000 perkilogram.
"Sehingga inilah yang diantisipasi oleh pemerintah terutama pada kurangnya pasokan (stok) sehingga terjadi kenaikan harga karena permintaan agak meningkat," ujarnya.
Oleh karena itu, diambilah cadangan beras nasional yang berada di Bulog. Karena sesuai dengan petunjuk teknis, beras ini dapat dikeluarkan apabila ada perintah dari Menteri Perdagangan.
"Insya Allah satu bulan kedepan, diharapkan beras Bulog ini mampu menstabilkan harga dan menjaga pasokan (stok) yang ada di Kota Singkawang," ungkapnya.
Dijelaskannya, operasi pasar tersebut dilaksanakan dengan melibatkan Bulog, TNI dan Satgas Pangan Kota Singkawang.
Dalam kegiatan tersebut, selain beras yang dijual, Pemkot Singkawang juga menjual gula, minyak goreng dan tepung terigu.
Warga Kota Singkawang, Darmawati mengaku sangat terbantu dengan adanya Operasi Pasar yang dilakukan pemerintah. "Tentu saja sangat membantu, terutama kepada warga yang serba kekurangan," katanya.
Dia pun berharap, agar pemerintah cepat tanggap bilamana mendapatkan informasi mengenai harga sembako yang mulai mengalami kenaikan apalagi langka.
"Jangan menunggu masyarakat sudah susah dulu, baru bertindak. Harus tanggaplah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019