Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang, Dani Arief Wahyudi, menduga jika ikan berkepala buaya yang ditemukan merupakan ikan sejenis predator yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan.
    "Ikan ini dinamakan ikan Arapaima Gigas," katanya di Singkawang, Minggu.
   Jika dibiarkan, katanya, cukup berbahaya karena bisa mendominasi spesies lokal.
    Arapaima Gigas yang merupakan ikan air tawar terbesar di dunia dari perairan daerah tropis Amerika Selatan dan berbahaya bila dibudidayakan di Indonesia.
    Habitat asli spesies ikan Arapaima ini berasal dari Sungai Amazon yang mempunyai iklim tropis. "Sehingga penyebarannya ada pada daerah iklim tropis, di antaranya Indonesia, Australia bagian utara, Papua Nugini, dan tentu Amerika Selatan," ucap Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan KKP, Rina.
    Dengan demikian, peluang penyebaran di Indonesia cukup tinggi. Sebab, pada prinsipnya penyebaran secara alami bisa terjadi pada daerah yang beriklim sama dengan habitat aslinya, padahal keseluruhan spesies Arapaima sp itu bersifat invasif.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019