Pontianak (ANTARA) - Kenaikan tarif angkutan udara dan perayaan cap go meh di Kota Pontianak mendorong terjadinya inflasi di kota tersebut pada Februari 2019, yakni sebesar 0,53 persen.



"Adanya inflasi di Kota Pontianak bulan lalu karena ada kenaikan angkutan udara yang kontribusinya sangat besar. Secara nasional persoalan angkutan udara juga sama dirasakan daerah lain di Indonesia. Apalagi bersamaan itu khusus di Kalbar permintaan jasa angkutan udara saat cap go meh tinggi," ujar Kepala BPS Kalbar, Pitono di Pontianak, Jumat.



Pitono menjelaskan kontribusi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan paling dominan yakni sebesar 0,4496 persen. Sementara justru untuk kelompok bahan pangan mengalami deflasi yakni 0,1455 persen.



"Adanya inflasi yang ada pada Februari 2019 ini merupakan sudah pola tahunan. Kita tahun setiap momen hari besar keagamaan dan hari besar akan ada inflasi. Ditambah sejak awal Januari ada kenaikan tarif oleh maskapai penerbangan di Indonesia. Itu sangat berdampak luas," kata dia.



Pendorong inflasi setelah komoditas angkutan udara yakni disusul oleh tukang bukan mandor, udang basah, ikan goreng, telur ayam ras, beras, sawi hijau, semangka, tomat buah dan pisang.



"Sedangkan sepuluh komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi secara berurutan pada Februari 2019 adalah? daging ayam ras, sotong, ikan kembung, kangkung, kacang panjang, kentang, bensin, daun seledri, pepaya, dan ayam hidup," rincinya.



Dengan angka inflasi yang ada tersebut menempatkan Kota Pontianak merupakan kota tertinggi inflasinya dari 9 kota yang ada di Kalimantan. Setelah itu disusul Kota Singkawang yang merupakan juga kota IHK di Kalbar sebesar 0,49 persen.



"Dari sembilan kota IHK, empat kota mengalami inflasi dan 5 kotanya deflasi. Dengan potret inflasi? yang ada tentu terus dimitigasi. Meskipun tingkat inflasi yang ada masih terkendali,"kata dia.



Dikatakan dia ke depan pemantaun tingkat inflasi di Kalbar harus terus dilakukan terutama oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kalbar. Menurutnya hal itu agar kestabilan harga atau tingkat inflasi terkendali.

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019