Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya menilai dengan tiket pesawat yang mahal akan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah dan bahkan nasional.
"Tiket pesawat yang mahal belakangan ini dirasakan memberatkan pemakai jasa penerbangan domestik, banyak perjalanan yang ditunda bahkan dibatalkan oleh kebijakan tarif pesawat yang mahal ini. Muara nya nanti bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena banyak aktivitas ekonomi yang berdampak," ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menambahkan bahwa efek tarif pesawat yang tinggi ini tentunya mengurangi perjalanan domestik dan menurunkan minat bepergian bagi calon penumpang yang keberatan dengan harga tiket pesawat yang mahal.
"Di sisi lain juga memukul bisnis pariwisata di berbagai tujuan wisata domestik. Turunnya kunjungan wisatawan berdampak langsung pada tingkat hunian hotel yang juga menurun di mana saat ini tingkat hunian tinggal rata-rata 20 persen dari sebelumnya rata-rata tingkat hunian mencapai 50 persen," papar dia.
Selain itu bisnis kuliner yang sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisata juga menurun dan tentunya juga berbagai industri kreatif seperti pertunjukan seni dan cenderamata.
"Kita mendapatkan informasi bahwa penyesuaian harga tiket pesawat ini untuk mengoreksi kerugian dan kinerja maskapai penerbangan yang menurun dalam dua tahun terakhir ini, namun seharusnya kesalahan manajemen dalam industri penerbangan tidak dibebankan kepada penumpang atau pengguna jasa penerbangan," kata dia.
Menurutnya saat ini untuk ke Jakarta dari Pontianak, ada yang memilih naik Air Asia ke Kuala Lumpur dan dari Kuala lumpur transit ke Jakarta karena harganya lebih murah jika dibanding langsung.
"Hal itu jadi ironi di kala pemerintah membenahi banyak bandara udara menjadi representatif dan bagus pelayanan nya dengan harapan meningkatkan arus kunjungan ke berbagai daerah. Saat ini malah terkesan mubazir semua kecanggihan dan sarana bandara udara di seluruh Indonesia dengan menurun drastis pengguna jasa penerbangan, semua nya menjadi tidak bermanfaat maksimal sesuai tujuannya," jelas dia.
Dikatakan dia bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dan hanya bisa mengandalkan transportasi udara untuk perjalanan cepat dan transportasi laut untuk perjalanan lamban.
"Kita tidak punya jalan darat dan transportasi alternatif yang murah seperti jalur kereta api yang dapat menghubungkan semua kepulauan Indonesia dengan cepat dan murah," jelas dia.
Ia menambahkan keadaan yang ada diperparah dengan kebijakan bagasi pesawat berbayar, bagaikan jatuh tertimpa tangga para pelaku usaha pariwisata dan industri yang mengikutinya.
"Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu segera mempelajari dan mengatasi faktor-faktor penyebab mahalnya tiket pesawat ini, sebelum keadaan terlanjur parah misalnya menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional akibat hal ini," jelas dia.
Belum lagi untuk di Pontianak kata dia bahwa saat kondisi sebelumnya saja ketika momen tertentu harga tiket melonjak naik. Ditambah kondisi saat ini tentu sangat berat.
"Saat hari besar keagamaan, tahun baru, cap go meh dan seperti saat ini sembahyang kubur, harga tiket tentu tinggi. Jika ditambah harga secara umum naik dan beberapa rute dikurangi maka harga tinggi," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Tiket pesawat yang mahal belakangan ini dirasakan memberatkan pemakai jasa penerbangan domestik, banyak perjalanan yang ditunda bahkan dibatalkan oleh kebijakan tarif pesawat yang mahal ini. Muara nya nanti bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena banyak aktivitas ekonomi yang berdampak," ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menambahkan bahwa efek tarif pesawat yang tinggi ini tentunya mengurangi perjalanan domestik dan menurunkan minat bepergian bagi calon penumpang yang keberatan dengan harga tiket pesawat yang mahal.
"Di sisi lain juga memukul bisnis pariwisata di berbagai tujuan wisata domestik. Turunnya kunjungan wisatawan berdampak langsung pada tingkat hunian hotel yang juga menurun di mana saat ini tingkat hunian tinggal rata-rata 20 persen dari sebelumnya rata-rata tingkat hunian mencapai 50 persen," papar dia.
Selain itu bisnis kuliner yang sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisata juga menurun dan tentunya juga berbagai industri kreatif seperti pertunjukan seni dan cenderamata.
"Kita mendapatkan informasi bahwa penyesuaian harga tiket pesawat ini untuk mengoreksi kerugian dan kinerja maskapai penerbangan yang menurun dalam dua tahun terakhir ini, namun seharusnya kesalahan manajemen dalam industri penerbangan tidak dibebankan kepada penumpang atau pengguna jasa penerbangan," kata dia.
Menurutnya saat ini untuk ke Jakarta dari Pontianak, ada yang memilih naik Air Asia ke Kuala Lumpur dan dari Kuala lumpur transit ke Jakarta karena harganya lebih murah jika dibanding langsung.
"Hal itu jadi ironi di kala pemerintah membenahi banyak bandara udara menjadi representatif dan bagus pelayanan nya dengan harapan meningkatkan arus kunjungan ke berbagai daerah. Saat ini malah terkesan mubazir semua kecanggihan dan sarana bandara udara di seluruh Indonesia dengan menurun drastis pengguna jasa penerbangan, semua nya menjadi tidak bermanfaat maksimal sesuai tujuannya," jelas dia.
Dikatakan dia bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dan hanya bisa mengandalkan transportasi udara untuk perjalanan cepat dan transportasi laut untuk perjalanan lamban.
"Kita tidak punya jalan darat dan transportasi alternatif yang murah seperti jalur kereta api yang dapat menghubungkan semua kepulauan Indonesia dengan cepat dan murah," jelas dia.
Ia menambahkan keadaan yang ada diperparah dengan kebijakan bagasi pesawat berbayar, bagaikan jatuh tertimpa tangga para pelaku usaha pariwisata dan industri yang mengikutinya.
"Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu segera mempelajari dan mengatasi faktor-faktor penyebab mahalnya tiket pesawat ini, sebelum keadaan terlanjur parah misalnya menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional akibat hal ini," jelas dia.
Belum lagi untuk di Pontianak kata dia bahwa saat kondisi sebelumnya saja ketika momen tertentu harga tiket melonjak naik. Ditambah kondisi saat ini tentu sangat berat.
"Saat hari besar keagamaan, tahun baru, cap go meh dan seperti saat ini sembahyang kubur, harga tiket tentu tinggi. Jika ditambah harga secara umum naik dan beberapa rute dikurangi maka harga tinggi," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019