Batam (ANTARA) - Politeknik Negeri Batam (Polibatam), Kepulauan Riau menjadi lokasi peningkatan SDM untuk teknisi pesawat dari maskapai penerbangan Vietnam yang akan berlangsung hingga Maret 2025.
Accountable Manager Polibatam Aero Trainning Center Priyono Eko Santoyo di Batam, Kamis, mengatakan sedikitnya 16 teknisi berpengalaman dari maskapai penerbangan Vietjet Airline menjalani pelatihan untuk mendapatkan lisensi dasar pemeliharaan pesawat.
Ia menyebut Polibatam Aero Trainning Center melalui lembaga Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) memiliki tiga jenis sertifikat yang bisa diterbitkan, yaitu Airframe (A1), Piston Engine (A3), dan Gas Turbine Engine (44), serta akan menyusul sertifikasi bidang avionik.
“Meskipun yang datang ini ada 16 orang yang sudah berpengalaman, tapi belum punya sertifikat dasar atau semacam lisensi, sehingga mereka perlu itu. Maka dari itu mereka pilih Polibatam, melihat fasilitas yang ada. Mereka survei juga di Malaysia-Singapura, mungkin Batam lebih enak, cuaca baik, sehingga mereka pilih AMTO Polibatam untuk verifikasi atau melisensi teknisi dari Vietjet Airline ini, supaya mereka lebih layak lagi bekerja di pemeliharaan, perbaikan, dan pengoperasian (MRO) pesawat,” ujar Eko.
Ia juga menyampaikan dalam waktu dekat Polibatam Aero juga akan diverifikasi oleh otoritas penerbangan yang ada di Kemenhub Vietnam, agar sertifikat yang diterbitkan diakui negara tersebut.
Eko menyebutkan untuk program pelatihan yang biasanya dilaksanakan di Indonesia selama 3.000 jam atau empat semester hingga akhirnya mendapatkan sertifikat.
Namun untuk pelatihan yang diberikan kepada teknisi maskapai Vietjet Airline akan dilaksanakan kurang dari 3.000 jam mengingat para peserta telah berpengalaman.
“Kami ini semacam memverifikasi,” ujar dia.
Kepala Program Studi D3 Teknik Keperawatan Pesawat Udara Polibatam Lalu Giat Juangsa Putra menyampaikan, dalam mendukung kegiatan pelatihan itu pihaknya turut meningkatkan fasilitas pembelajaran, yaitu dengan menghadirkan pesawat Boeing 737-400.
“Tadinya kami hanya punya pesawat kecil saja. Sekarang dengan adanya pesawat 737-400 itu betul-betul sama dengan pesawat yang biasanya kita tumpangi, sehingga mereka sangat tertarik dengan praktiknya di pesawat beneran,” kata Lalu.
Selain itu, pesawat tersebut juga digunakan untuk praktikum mahasiswa karena bisnis inti Polibatam terdapat di bidang itu.
“Niat kita beli pesawat ini untuk membuka kapabilitas avionik, karena memang banyak sekali item-item di avionik itu dipersyaratkan untuk praktik langsung di pesawat. Sebenarnya bisa diganti dengan alat trainer, tapi biayanya terlalu besar, akhirnya kita coba untuk mendatangkan pesawat ini,” ujar dia.