Pelaksanaan pemilu di Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat menyisihkan kisah perjuangan para Babinsa dan Babinkantibmas.
Mereka mengarungi jeram bertarung nyawa demi mengawal logistik Pemilu.
Muulai dari pendistribusian hingga mengamankan suara demokrasi di kotak suara.
Mereka mengarungi jeram bertarung nyawa demi mengawal logistik Pemilu.
Muulai dari pendistribusian hingga mengamankan suara demokrasi di kotak suara.
Untuk menuju perhuluan Sungai Kapuas, Kecamatan Putussibau Selatan di wilayah Kapuas Hulu tidak semudah menanti perhitungan suara hasil Pemilu.
Kepada ANTARA, Minggu, Dandim 1206 Putusibau, Letkol Inf Basyaruddin menceritakan perjuangan prajuritnya (Babinsa) beserta Babinkantibmas yang bertaruh nyawa melewati
" Tidak ada pilihan lain, untuk sampai di Desa Bungan Jaya harus melewati jalur sungai bebatuan dengan jeram yang deras, apalagi menuju Dusun Belatung," kata Basyaruddin.
Sungai itu kata Basyaruddin kiri kanannya berbatuan arus air sangat deras, bahkan ada kalanya perahu yang ditumpangi itu harus ditarik dan muatan harus di pikul.
" Bisa kita bayangkan begitu sulitnya untuk sampai ke perhuluan sungai Kapuas, bisa - bisa nyawa taruhannya," tutur Basyaruddin.
Ia menuturkan TNI - Polri sudah melaksanakan tugas negara untuk mengawal dan mengamankan proses pemilu di perhuluan Sungai Kapuas sampai akhirnya kotak suara kembali ke Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK).
" Selama perjalanan mulai mendistribusikan logistik sebelum pencoblosan sampai logistik kembali setelah pencoblosan semua berjalan aman dan lancar untuk logistik dalam keadaan lengkap," kata Basyaruddin.
Dikatakan Basyaruddin, pelaksanaan Pemilu yang aman dan damai itu bukan hanya karena TNI - Polri, namun juga atas dukungan semua pihak terutama masyarakat itu sendiri.
" Keamanan itu tanggung jawab kita bersama dan sebagai aparat kami menjamin keamanan masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019," jelas dia.
Meski pun demikian, Basyaruddin tetap meminta masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta tidak mudah terprovokasi dalam menunggu hasil rekapitulasi resmi dari pihak penyelenggara Pemilu.
Bahkan, pria yang berpangkat dua melati di bahunya itu pun mengimbau masyarakat untuk bersatu setelah sempat berbeda pilihan di bilik suara.
" Mari kita hargai perbedaan pilihan dalam berdemokrasi, jaga persatuan dan kesatuan bangsa, jangan mau di provokasi karena akan berakibat rusaknya keamanan dan ketertiban yang dapat merugikan kita semua," pesan Basyaruddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019