Sebanyak 26 peserta dari 15 sekolah di Kabupaten Sintang mengikuti Lomba Cerita Rakyat dalam Bahasa Lokal Sintang untuk memperingati hari ulang tahun Kabupaten Sintang di gedung Pancasila, Kamis (25/04).
Bahasa yang digunakan untuk bercerita adalah bahasa Dayak dan bahasa Melayu. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, Drs. Lindra Azmar, M.Si.
Dalam pidatonya, Lindra Azmar, mewakili Bupati Sintang menyatakan, ia sangat mengapresiasi kegiatan lomba cerita menggunakan bahasa daerah Sintang.
Kegiatan ini dapat menjadi media untuk melestarikan kearifan lokal budaya khas Sintang.
Lindra Azmar menyatakan, generasi muda perlu mempelajari hal-hal baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang melalui cerita-cerita rakyat. Ia berharap kegiatan lomba cerita rakyat menggunakan bahasa lokal Sintang dapat terus dilaksanakan untuk tahun-tahun ke depan.
Dia mengajak semua komponen untuk terus memasyarakatkan bahasa lokal daerah Sintang dalam pergaulan sehari-hari agar generasi muda tertarik untuk mempelajari bahasa lokal daerah Sintang.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Pariwisata Kabupten Sintang, Siti Musrikah mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana edukasi, khususnya generasi muda dan masyarakat Sintang dengan bercerita rakyat atau berlegenda menggunakan bahasa daerah Sintang.
Tujuannya menggali kembali kekayaan budaya Sintang dalam hal bahasa tutur atau lisan dengan menggunakan bahasa daerah Sintang sebagai warisan budaya tak benda.
Pada kesempatan itu Siti Musrikah mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan bahasa daerah Sintang ke dunia pendidikan, dikenal luas, digunakan di semua kalangan masyarakat dan semoga bahasa Sintang dapat menjadi acuan untuk pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Sintang.
Juri kegiatan ini adalah guru-guru Bahasa Indonesia dan perwakilan dinas pendidikan yang menguasai bahasa daerah yaitu bahasa Melayu dan bahasa Dayak.
Juri tersebut ialah Oravia Maria Magdalena, S.Pd dari SMPN 2 Kelam Permai, Paridayanti, S.Pd dari SMPN 2 Sintang dan Sofyan, M. Pd dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang.
Untuk satu peserta diberikan waktu maksimal 7 menit untuk bercerita. Salah satu juri, Oravia Maria Magdalena mengatakan kriteria penilaian dari lomba ini adalah pemilihan kata yang tepat untuk digunakan dalam bercerita, ekspresi, mimik, gerak tubuh, serta melihat kesesuaian antara cerita asli dan yang akan mereka ceritakan.
Ia berharap ke depannya generasi muda dapat menguasai bahasa lokal daerah Sintang sehingga budaya bahasa yang sudah ada sejak nenek moyang tidak hilang ditelan jaman dan dapat terus dilestarikan.
Pada kesempatan ini, Kindi Aditia yang merupakan perwakilan dari SMA Muhammadiyah bercerita tentang persiapannya dalam mengikuti lomba ini, Ia mengatakan bahwa Ia sudah mempersiapkan diri selama seminggu.
Ia pun berharap agar lomba seperti ini dapat terus diadakan kedepannya dan lebih banyak lagi peserta yang tertarik untukmengikuti lomba cerita rakyat ini sehingga bahasa lokal daerah Sintang dapat terus dilestarikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Bahasa yang digunakan untuk bercerita adalah bahasa Dayak dan bahasa Melayu. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, Drs. Lindra Azmar, M.Si.
Dalam pidatonya, Lindra Azmar, mewakili Bupati Sintang menyatakan, ia sangat mengapresiasi kegiatan lomba cerita menggunakan bahasa daerah Sintang.
Kegiatan ini dapat menjadi media untuk melestarikan kearifan lokal budaya khas Sintang.
Lindra Azmar menyatakan, generasi muda perlu mempelajari hal-hal baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang melalui cerita-cerita rakyat. Ia berharap kegiatan lomba cerita rakyat menggunakan bahasa lokal Sintang dapat terus dilaksanakan untuk tahun-tahun ke depan.
Dia mengajak semua komponen untuk terus memasyarakatkan bahasa lokal daerah Sintang dalam pergaulan sehari-hari agar generasi muda tertarik untuk mempelajari bahasa lokal daerah Sintang.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Pariwisata Kabupten Sintang, Siti Musrikah mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana edukasi, khususnya generasi muda dan masyarakat Sintang dengan bercerita rakyat atau berlegenda menggunakan bahasa daerah Sintang.
Tujuannya menggali kembali kekayaan budaya Sintang dalam hal bahasa tutur atau lisan dengan menggunakan bahasa daerah Sintang sebagai warisan budaya tak benda.
Pada kesempatan itu Siti Musrikah mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan bahasa daerah Sintang ke dunia pendidikan, dikenal luas, digunakan di semua kalangan masyarakat dan semoga bahasa Sintang dapat menjadi acuan untuk pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Sintang.
Juri kegiatan ini adalah guru-guru Bahasa Indonesia dan perwakilan dinas pendidikan yang menguasai bahasa daerah yaitu bahasa Melayu dan bahasa Dayak.
Juri tersebut ialah Oravia Maria Magdalena, S.Pd dari SMPN 2 Kelam Permai, Paridayanti, S.Pd dari SMPN 2 Sintang dan Sofyan, M. Pd dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang.
Untuk satu peserta diberikan waktu maksimal 7 menit untuk bercerita. Salah satu juri, Oravia Maria Magdalena mengatakan kriteria penilaian dari lomba ini adalah pemilihan kata yang tepat untuk digunakan dalam bercerita, ekspresi, mimik, gerak tubuh, serta melihat kesesuaian antara cerita asli dan yang akan mereka ceritakan.
Ia berharap ke depannya generasi muda dapat menguasai bahasa lokal daerah Sintang sehingga budaya bahasa yang sudah ada sejak nenek moyang tidak hilang ditelan jaman dan dapat terus dilestarikan.
Pada kesempatan ini, Kindi Aditia yang merupakan perwakilan dari SMA Muhammadiyah bercerita tentang persiapannya dalam mengikuti lomba ini, Ia mengatakan bahwa Ia sudah mempersiapkan diri selama seminggu.
Ia pun berharap agar lomba seperti ini dapat terus diadakan kedepannya dan lebih banyak lagi peserta yang tertarik untukmengikuti lomba cerita rakyat ini sehingga bahasa lokal daerah Sintang dapat terus dilestarikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019