Ketua Asosiasi Tours dan Travel Indonesia (Asita) Kalimantan Barat (Kalbar) , Nugroho Henray Eka Saputra mengatakan harga tiket pesawat baik dari dan ke provinsi itu masih mahal meskipun sudah ada penurunan batas atas.

“Meski pemerintah telah memutuskan untuk menurunkan tarif batas atas tiket pesawat sebesar 12-16 persen. Namun harga tiket saat ini masih mahal atau masih tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” ujarnya di Pontianak, Kalbar, Kamis.

Ia mengatakan harga tiket pesawat di Kalimantan Barat cenderung naik menjelang hari besar keagamaan, termasuk Idul Fitri atau Lebaran. .

“Ini baru pertengahan Ramadhan, menjelang H-7 apakah terus naik atau bagaimana, kita lihat nanti,” papar dia.

Nugroho mengatakan dampak tingginya harga tiket pesawat sangat luas, mobilitas orang dan barang sangat terpengaruh, salah satunya terkait kunjungan wisatawan ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk ke Kalbar.

“Terdapat 60 persen aktivitas orang ingin berwisata dipengaruhi oleh harga tiket pesawat. Jika harga tiket tinggi, tentu orang akan berpikir ulang atau akan sedikit perhatiannya untuk kegiatan berwisata,” kata Nugroho.

Menurutnya, upaya Asita yang terus mempromosikan paket wisata ke dalam dan luar negeri juga akan kurang maksimal hasilnya jika peran harga tiket yang sebesar 60 persen tersebut terus tinggi.

“Memajukan pariwisata di Indonesia, salah satu  indikatornya adalah tingginya kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Ini harus didukung kebijakan yang kondusif, termasuk harga tiket,” ujar Nugroho.

Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia Pontianak, Susanna Rotua Saragih mengatakan untuk harga tiket pihaknya tentu terus mengacu pada ketentuan atau keputusan pemerintah.

“Harga tiket yang dijual tentu sesuai dengan aturan pemerintah untuk tarif atasnya,” papar dia

Berdasarkan situs penjualan tiket secara daring, saat ini harga tiket pesawat baik dari dan ke Kalbar hingga Lebaran nanti mayoritas di atas Rp1 juta untuk kelas ekonomi.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019