Komandan Wing 7 Kolonel Pnb Radar Suharsono mengharapkan agar seluruh prajurit yang ada bisa mengamalkan ideologi Pancasila dalam menjaga kedaulatan negara ini.
"Hari Lahir Pancasila menjadi momentum bagi kita dalam merefleksikan diri untuk selalu menggunakan ideologi Pancasila baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam menjalankan tugas kita sebagai prajurit," kata Radar Suharsono yang mewakili Komandan Lanud Supadio Marsekal Pertama (Marsma) TNI Palito Sitorus, saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, di Apron Lanud Supadio, Sabtu.
Segenap Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dijajaran Pangkalan TNI AU Supadio mengikuti upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni.
Bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup) Mayor Lek Ricky Mardiana dan pembaca pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Serda Aji Satria.
Pada upacara ini Inspektur Upacara (Irup) membacakan sambutan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia (RI) Bapak Hariyono.  
Dalam sambutannya Plt. Kepala BPIP  menyampaikan bahwa kondisi geografis memposisikan wilayah Indonesia sebagai Negara Kepulauan makin memperkokoh konsep dan keyakinan akan tanah air Indonesia.   
Kesatuan gugusan pulau yang berada di antara dua Samudra, Pasifik dan Hindia, serta di antara dua Benua, Asia dan Australia, meneguhkan bahwa kita sebagai bangsa memiliki ruang hidup tanah air sebagai satu kesatuan. 
Pancasila sebagai dasar Negara, Ideologi Negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. 
"Walaupun kita sebagai bangsa masih belum secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa eksistensi keindonesiaan  bagi  sebagai  bangsa maupun sebagai Negara masih dapat bertahan hingga kini berkat Pancasila," jelas Plt. Kepala BPIP.
Lebih lanjut, Hariyono mengatakan bahwa Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Keberagaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif.  
Proses internalisasi sekaligus pengalaman nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dan diperjuangkan secara terus menerus.  Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Berkat Pancasila yang berkelindan dengan nilai-nilai inklusifitas, toleransi dan gotong-royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah.  Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut  menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

 
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019