Pontianak (ANTARA) - Lanud Supadio menggelar Latihan Search and Rescue (SAR) di Main Apron Lanud Supadio untuk meningkatkan kemampuan dan penguasaan dasar-dasar dalam pencarian dan pertolongan ketika terjadi bencana.
"Latihan yang rutin digelar tiap semesternya ini, juga dimaksudkan untuk mewujudkan personel SAR Lanud Supadio yang profesional dan memiliki kecepatan dalam merespon suatu kejadian tak terduga," kata Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Supadio Kolonel Pnb Agung Indrajaya di Sungai Raya, Rabu.
Saat latihan berlangsung, diskenariokan bahwa pesawat tempur Hawk 100/200 yang dioperasikan seorang pilot dari Skadron Udara 1 Wing 7 Lanud Supadio mengalami permasalahan saat mengudara, sehingga mengharuskan eject (keluar dari pesawat pada kondisi darurat) untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.
Selanjutnya, dengan menerjunkan tim dari Yonko 465 Paskhas dan dukungan dari kru Helikopter bernomor registrasi HT-3314 dari Skadron Udara 8, tim SAR bergerak cepat untuk mencari lokasi jatuhnya pesawat serta mengevakuasi pilot yang melaksanakan eject sesuai koordinat yang telah diinfokan.
Agung menjelaskan bahwa sebagai pangkalan yang mengoperasikan pesawat tempur, Lanud Supadio harus mempersiapkan segala sesuatunya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya crash pesawat didaerah latihan atau hal lain yang membutuhkan pertolongan dan pencarian korban dengan segera.
"Sebagai pangkalan operasi yang mempunyai dua Skadron Udara salah satunya merupakan Skadron tempur, tentunya kita harus memiliki dan menyiapkan personel yang cekatan dalam bidang SAR untuk mendukung operasional penerbangan khususnya apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Operasi dan Latihan (Kasiopslat) Disops Lanud Supadio Letkol Pnb D. Leonard Dumatubun menambahkan dalam latihan SAR kali ini, berbagai seksi terlibat untuk mendukung kelancaran latihan.
"Semua seksi yang terkait dalam kegiatan SAR kita libatkan, mulai dari Sathanlan, Seksi Angkutan, Lambangja, Polisi Militer, Intelijen hingga Rumah Sakit sehingga setiap seksi mengetahui apa yang harus diperbuat ketika benar-benar terjadi hal yang tidak kita inginkan bersama," katanya.