Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, Eka Sulistia Ediningsih mengatakan bila Sumber Daya Manusia (SDM) Kalbar tak memiliki kualitas yang baik maka hasil bonus demigrafi yang akan di hasilkan Kabar bisa menjadi sebuah bencana. 

"Bonus demografi ini seperti pisau mata dua. Dia bisa jadi bonus, peluang kesempatan dalam meraih kesejahteraan. Namun juga bisa menjadi bencana apabila SDM yang terdiri dari para remaja atau kaum mudanya sebagai orang-orang Indonesia produktif itu tidak memiliki kualitas sama sekali," kata Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, Eka Sulistia Ediningsih di Pontianak, Senin.

Untuk itu melalui acara ini maka perlu dilakukan penyiapan remaja sebagai upaya BKKBN untuk mengoptimalisasi pencapaian bonus demografi. Yang mana bonus demografi ini terjadinya sekian ratus tahun sekali dan tidak akan dapat berulang setiap 10 tahun sekali.

"Makanya dalam hal ini kami memang benar-benar harus, mengupayakan pencapaian hasil demografi yang semaksimal mungkin di masa depan," katanya.

Eka mengumpamakan, bila raihan bonus demografi akan berada di sekitar 2020 dan 2035. Maka jauh sebelumnya perlu dipersiapkan orang-orang sejak usia dini agar dapat menjadi manusia-manusian sebagai tenaga kerja yang produktif dan tentu juga berkualitas. Dan Indonesia juga pada tahun 2045 sedang mempersiapan generasi emas di Indonesia emas.

"Dari 2019 ke 2045 itu berjarak sekitar 26 tahun lagi. Nah generasi di 2019 yang berusia remaja maka di tahun 2045 itulah yang nantinya menjadi pemimpin-pemimpin Indonesia di masa depan. Makanya melalui salah satunya kegiatan pertemuan seperti ini, BKKBN menyiapkan para remaja dengan baik," katanya.

Ditambahkannya saat ini pemerintah memandang bahwa para remaja itu memiliki nilai yang sangat strategis bagi kemajuan pembangunan bangsa dan negara. Hal ini terbukti bahwa remaja itu menjadi prioritas kebijakan pembangunan nasional.

"Di sini kami menginginkan setidaknya para remaja itu setidaknya punya komitmen untuk dapat melewati lima transisi kehidupan remaja. Salah satu dari lima transisi tersebut yaitu para remaja ini bisa menyelesaikan sekolahnya, dengan mampu menyelesailan pendidikan minimal hingga S1 maka remaja tersebut dapat menghindari kawin muda pada dirinya. Menghindari terjadinya stunting akibat kawin muda dan dapat menghindari bencana-bencana kehidupan lainya," katanya.
 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019