Dua orang siswa SD Negeri 09 Pontianak Utara berhasil mendapat juara 2 pada Lomba Sains Terapan (Karya Sains Junior) Tahun 2019 tingkat SD/MI Se-Kota Pontianak setelah menciptakan suatu karya bernama "Sikat Besi" dengan memanfaatkan barang bekas.

"Peralatan yang kami buat ini sangat sederhana karena dari olahan barang yang tidak dipakai, sehingga alat ini kami modifikasi lagi agar terlihat menarik," jelas guru pembimbing, Nurlastri, saat dijumpai di Perpustakaan SDN 09 Pontianak Utara, Selasa.

Ia juga menambahkan, selama 2 tahun mengikuti lomba ini, karya yang dibuat selalu dari bahan yang tak terpakai.

Bahan dasar pembuatannya, yaitu kabel kopling (string bekas) dan kayu (bekas peti jeruk). Adapun alat bantu, seperti kunci T, mata bor, alat tulis, tang, serta gergaji. Alat ini dikerjakan dengan cara manual.

"Pembuatannya sendiri tidak ada bantuan dari mesin. Contohnya penggunaan mesin bor digantikan dengan memakai mata bor dan dibantu oleh kunci T," ujarnya.

Nurlastri mengaku proses pembuatan sikat besi ini memakan waktu selama 2 jam lebih, jika dilakukan dengan serius. Alat ini di aplikasikan hanya untuk permukaan keras, contoh pagar dan lantai semen.

"Yang digunakan untuk membersihkan karatan di pagar besi, menghilangkan bekas oli yang biasanya terdapat di bengkel, menarik sampah yang melekat di tanah yang berumput," kata Nurlastri.

Serta siswa yang dipilih, tidak melihat tingkat kepintaran. Dalam arti kata tidak memihak satu sama lain sehingga guru berharap anak tersebut akan menjadi pelajar berkualitas.

Rendy Marvin, salah satu siswa yang membuat alat tersebut mengaku mengenal ilmu Sains dari kelas tiga dan dipilih mengikuti lomba saat duduk kelas enam. Di umurnya yang menginjak 11 tahun, ia bercita-cita ingin menjadi YouTuber.

"Saya ingin jadi YouTuber Game," ungkap Rendy.

Terlahir dari keluarga sederhana, dengan ayah yang bekerja sebagai montir bengkel motor di Jalan 28 Oktober. Sekolah diantar oleh ibunya. Ia juga berkeinginan melanjutkan studi di SMP Negeri 18 Pontianak dengan nilai Ujian Nasional yang memuaskan.

Lain halnya Fernando, rekan Rendy dalam pembuatan sikat besi. Ia kini duduk di kelas enam dan bercita-cita ingin menjadi seorang dokter karena ingin mengobati banyak orang.

Nando sendiri ingin melanjutkan sekolahnya di pesantren supaya lebih mandiri dan belajar agama lebih dalam.

Mereka senang saat tahu bisa mendapatkan juara di perlombaan ini meski sempat gugup ketika presentasi di depan juri.

"Saya gugup banget waktu mempresentasikan karya yang dibuat," jelas Fernando.

"Iya saya juga gugup, karena pertama kali tampil seperti itu," tutur Rendy menambahkan.

Setelah mengikuti kegiatan ini tidak hanya ilmu sains yang mereka dapat, terapkan dan pelajari. Lomba ini juga melatih peserta di bidang teknologi umumnya dan dituntut bisa menggunakan aplikasi membuat presentasi di komputer.

Pewarta: Teguh/Doranda (Magang)

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019