Dua orang pelajar SD Negeri 03 Pontianak Kota menciptakan alat penyiram tanaman otomatis, yang berhasil mendapatkan juara 1 Lomba Sains Terapan (Karya Sains Junior) Tahun 2019 tingkat SD/MI Se-Kota Pontianak.

"Kami sangat bangga atas keberhasilan siswa/i kami yang berhasil mendapatkan juara 1 pada Lomba Sains Terapan ini," tutur Surwani selaku guru pembimbing, di Pontianak, pekan lalu.

Alat yang dinamai Sirtatis ini diciptakan oleh Muhammad Naufal dan Rahadatul Aisy Hadraini. Bahan yang digunakan dalam penerapan alat ini tidak seutuhnya menggunakan barang yang tidak terpakai.

“Untuk pembuatan alat tersebut kami tidak sepenuhnya menggunakan alat yang tidak terpakai, karena barang utama seperti mesin pompa air untuk akuarium, cukup sulit mendapatkan yang bekasnya,” kata Surwani.

Ia juga menambahkan, selama 3 tahun mengikuti lomba ini, karya yang dibuat selalu berhasil mendapatkan juara 1 secara berturut dan berharap kedepannya juga bisa mempertahankannya.

Baca juga: "Sikat Besi" bawa Siswa SDN 09 Pontianak Utara juara Karya Sains Junior

Surwani mengaku proses pembuatan Sirtatis ini memakan waktu cukup lama, dikarenakan untuk mendapatkan kawat yang sesuai cukup susah.

“Untuk pembuatan alat dari nol cukup lama, dikarenakan ketika merangkainya mereka cukup kesulitan saat memasang kawat yang mau ditanamkan di jam tersebut, kemarin sempat menggunakan kawat yang terlalu keras ketika dicoba pada saat jarum jam itu melintasi kawat yang kami tanam alhasil jarum jam tersebut tidak melewati Anchorkawat yang sudah kami pasang,” tutur guru pembimbing.

Rahadatul Aisy, rekan Naufal pada perlombaan sains tahun ini, bercita-cita ingin menjadi dokter.

Lain halnya Muhammad Naufal, yang duduk dibangku kelas enam dengan ayah yang bekerja sebagai dosen di universitas negeri di Pontianak. Ia berkeinginan melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 11 Pontianak.

Muhammad Naufal, salah satu siswa yang membuat alat tersebut mengaku mengenali ilmu Sains dari kelas empat dan langsung dipilih mengikuti lomba pada saat itu. Di umurnya yang menginjak 12 tahun, ia bercita-cita ingin menjadi dosen.

"Saya ingin menjadi dosen seperti ayah saya," ungkap Naufal.

Setelah mengikuti kegiatan ini mereka juga semakin tertarik terhadap ilmu sains yang mereka pelajari sekarang ini, mereka juga akan terus menciptakan karya-karya sains yang nanti bisa dipatenkan dan digunakan oleh semua orang.

Baca juga: Pusat Iptek dan Bahasa Pontianak Bangun Minat Siswa Pada Sains Lewat Lomba Karya Sains Terapan (Roket Air)

Pewarta: Teguh/Bima (Magang)

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019