Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani di Kalbar yang didukung Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar diluncurkan dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan pemasaran beras produksi petani lokal.
"Kita secara bersama melibatkan gerakan masyarakat dari kalangan anak muda, petani, pengelola RMU dan lainnya membuat gerakan bersama untuk mempromosikan dan memasarkan beras lokal. Tentu posisi kita membina dan mendampingi gerakan ini karena kita memiliki jaringan di 14 kabupaten dan kota," ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Senin.
Hero menjelaskan bahwa selama ini banyak dipertanyakan keberadaan beras lokal Kalbar. Namun saat Kalbar mencapai surplus produksi beras, masih terkesan banyak beras luar yang masuk ke daerah ini, katanya.
"Faktanya beras kita memang banyak dan mendominasi di pasar atau di tengah masyarakat. Namun kesannya tidak ada karena beras kita tidak ada merek lokal. Beras lokal kita dikemas ulang dan diberi merek beras luar. Sehingga kesannya beras Kalbar sedikit. Untuk itulah dengan adanya merek lokal melalui promosi dan pemasaran gerakan ini juga bisa melindungi jejak beras Kalbar," papar dia.
Untuk saat ini, kata dia sudah ada beberapa jenis beras lokal yang memiliki merek dan siap dipasarkan oleh Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani.
"Beras lokal yang dijual atau yang memiliki merek seperti Beras Ciherang dan Cap Keladi dari Kubu Raya, Kapal Bandong dari Sanggau, Cap Kijang dari Sambas, Carue Kalamue dari Bengkayang dan beberapa jenis lainnya," kata dia.
Untuk gerakan beras bersama bangga bertani ini minimal menyasar ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Pihaknya akan mengajukan kepada Gubernur Kalbar untuk membuat edaran agar ikut mengonsumsi dan kampanye cinta beras lokal.
"Kita akan ajukan kepada Gubernur Kalbar bagaimana beras lokal yang memiliki merek, kualitas dan harga yang bersaing bisa dikonsumsi ASN. Selain itu tentu beras ini untuk masyarakat Kalbar," kata dia.
Pihaknya juga terus mendorong daerah di Kalbar memiliki beras merek sendiri. Kemudian meminta petani untuk menaikkan nilai tambah dengan tidak menjual gabah namun beras.
"Perlu diketahui semua bahwa produksi beras lokal terjamin dari sisi kesegaran, keamanannya dan budidaya. Kemudian kualitas juga tidak kalah. Jadi saatnya mengkonsumsi beras lokal. Kita dalam pembangunan pertanian di Kalbar dengan menghargai petani itu sendiri," kata dia.
Koordinator Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani, Feriyadi Winata menyambut baik adanya dukungan dari Distan TPH Kalbar untuk gerakan tersebut.
"Gerakan yang ada dan dukungan tentu berdampak luas pada kesejahteraan petani lokal dan menggerakkan kaum muda untuk turut mendukung petani lokal di Kalbar," papar dia.
Sejauh ini pihaknya sudah memiliki tiga outlet untuk pemasaran beras lokal yaitu di Jalan Alianyang, Markas Beras 1 di Siantan Hulu dan Markas Beras 2 di Taman Anggrek Siantan.
"Saat ini ada lima jenis beras yang tersedia yakni beras putih dari Kakap Kubu Raya, Kubu Raya, Sanggau dan Sambas. Kita menerima beras lokal dari petani untuk dapat dipasarkan," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kita secara bersama melibatkan gerakan masyarakat dari kalangan anak muda, petani, pengelola RMU dan lainnya membuat gerakan bersama untuk mempromosikan dan memasarkan beras lokal. Tentu posisi kita membina dan mendampingi gerakan ini karena kita memiliki jaringan di 14 kabupaten dan kota," ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Senin.
Hero menjelaskan bahwa selama ini banyak dipertanyakan keberadaan beras lokal Kalbar. Namun saat Kalbar mencapai surplus produksi beras, masih terkesan banyak beras luar yang masuk ke daerah ini, katanya.
"Faktanya beras kita memang banyak dan mendominasi di pasar atau di tengah masyarakat. Namun kesannya tidak ada karena beras kita tidak ada merek lokal. Beras lokal kita dikemas ulang dan diberi merek beras luar. Sehingga kesannya beras Kalbar sedikit. Untuk itulah dengan adanya merek lokal melalui promosi dan pemasaran gerakan ini juga bisa melindungi jejak beras Kalbar," papar dia.
Untuk saat ini, kata dia sudah ada beberapa jenis beras lokal yang memiliki merek dan siap dipasarkan oleh Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani.
"Beras lokal yang dijual atau yang memiliki merek seperti Beras Ciherang dan Cap Keladi dari Kubu Raya, Kapal Bandong dari Sanggau, Cap Kijang dari Sambas, Carue Kalamue dari Bengkayang dan beberapa jenis lainnya," kata dia.
Untuk gerakan beras bersama bangga bertani ini minimal menyasar ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Pihaknya akan mengajukan kepada Gubernur Kalbar untuk membuat edaran agar ikut mengonsumsi dan kampanye cinta beras lokal.
"Kita akan ajukan kepada Gubernur Kalbar bagaimana beras lokal yang memiliki merek, kualitas dan harga yang bersaing bisa dikonsumsi ASN. Selain itu tentu beras ini untuk masyarakat Kalbar," kata dia.
Pihaknya juga terus mendorong daerah di Kalbar memiliki beras merek sendiri. Kemudian meminta petani untuk menaikkan nilai tambah dengan tidak menjual gabah namun beras.
"Perlu diketahui semua bahwa produksi beras lokal terjamin dari sisi kesegaran, keamanannya dan budidaya. Kemudian kualitas juga tidak kalah. Jadi saatnya mengkonsumsi beras lokal. Kita dalam pembangunan pertanian di Kalbar dengan menghargai petani itu sendiri," kata dia.
Koordinator Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani, Feriyadi Winata menyambut baik adanya dukungan dari Distan TPH Kalbar untuk gerakan tersebut.
"Gerakan yang ada dan dukungan tentu berdampak luas pada kesejahteraan petani lokal dan menggerakkan kaum muda untuk turut mendukung petani lokal di Kalbar," papar dia.
Sejauh ini pihaknya sudah memiliki tiga outlet untuk pemasaran beras lokal yaitu di Jalan Alianyang, Markas Beras 1 di Siantan Hulu dan Markas Beras 2 di Taman Anggrek Siantan.
"Saat ini ada lima jenis beras yang tersedia yakni beras putih dari Kakap Kubu Raya, Kubu Raya, Sanggau dan Sambas. Kita menerima beras lokal dari petani untuk dapat dipasarkan," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019