Tergerus dengan kemajuan pembangunan transportasi di kota Kabupaten Sintang, para penambang long boat Sintang yang tergabung di Persatuan Penambang Long Boat merasa penghasilan mereka terasa jauh berkurang.

"Kurangnya penghasilan ini disebabkan karena jembatan penyeberang antara kota Sintang ke kompleks Keraton Sultan Nata sudah terbangun dan transpotasi kendaraan sudah langsung kesana dan lancar, " kata Ketua Persatuan Penambang Long Boat, Abang Nian di Sintang, Jumat.

Menurut Abang, dulu para penambang long boat yang mangkal di pangkalan Sungai Durian dan kompleks Sultan Nana ini berjumlah sekitar 100 orang penambang. Namun karena hasilnya tidak memuaskan hingga saat ini hingga sekitar 35 penambang saja yang aktif.

"Dulu walaupun dengan 100 anggota, hasil tambang masih bisa dihandalkan hasilan. Apa lagi saat itu transpotasi long boat ini menjadi primadona masyarakat di sini. Namun saat ini dengan 35 anggota hanya cukup menutupi kebutuhan sehari-hari dengan hasil bersih sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu sehari," katanya.

Hasil itu, kata Abang bila para penambang long boat itu bekerja satu hari dengan tarif Rp5000 per penumpang. "Iya kadang mereka ini juga mendapat tambahan pada hari-hari besar perayaan," imbuhnya.

Ia berharap kepada pemerintah Kabupaten Sintang, untuk dapat memperhatikan nasib para penambang long boat tradiasional ini. Karena pekerjaan ini sudah menjadi mata pencarian dan sandaran hidup para keluarga penambang long boat Sintang.

"Kami minta Pemkab Sintang mau memperhatikan nasib kami, jangan kami di biarkan seolah-olah sengaja dimatikan. Bagaimana nasib anak-anak kami bila penghasilan kami hanya cukup buat makan saja," pungkasnya.



 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019