Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar berkomitmen terus memaksimalkan produksi tanaman pangan seperti padi untuk mewujudkan kemandirian daerah.
"Bangsa yang mandiri dan merdeka harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nya sendiri. Kalbar berkomitmen akan itu," kata Kepala Distan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, pihaknya akan memaksimalkan peningkatan produksi minimal untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan untuk menuju Indonesia Lumbung Pangan 2045.
Ia menyebutkan Kalbar dalam hal jumlah produksi padi atau beras secara nasional beradadi posisi ke-13. Pada 2018 produksi padi di Kalbar pada 2018 mencapai 1,62 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luasan tanam sebanyak 600 ribuan hektare yang tersebar di 14 kabupaten atau kota yang ada.
"Sejauh ini memang kita sendiri di Kalbar sudah surplus beras hampir sepertiga dari kebutuhan masyarakat di Kalbar," jelas dia.
Namun dikatakannya, seiiring pertumbuhan penduduk dan industri, kebutuhan akan terus meningkat sehingga produksi dan produktivitas hasil pertanian padi harus dimaksimalkan. Untuk itu butuh usaha keras dan strategi agar target terealisasi.
"Target tahun 2019 yakni 1,7 juta ton GKG maka harus terealisasi. Kemandirian pangan terutama komoditas utama yakni padi diharapkan bisa mendorong kemajuan di berbagai sektor lainnya," kata dia.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan produksi padi seperti penambahan Luas Tambah Tanam (LTT). Kemudian upaya peningkatan produktivitas juga dimaksimalkan dengan intensifikasi budidaya padi. Pemanfaatan teknologi pertanian yang ada harus dimaksimalkan.
"Jadi, bukan hanya dari luas saja kita maksimalkan, namun intensifikasinya juga dimaksimalkan. Produktivitas harus dikejar agar target produksi bisa tercapai. Tantangan tentu ada, terutama berkaitan juga dengan cuaca yang mulai kering saat ini. Namun, semua harus dicarikan solusi nya. Bisa dengan menambah bantuan untuk memaksimalkan target yang ada," katanya.
Secara umum menurutnya, pertanian adalah masalah bersama, kerja bersama dengan cara pandang yang baik dan wajib bagi semua pihak untuk memajukan pertanian.
"Sinergi pemerintah pusat,daerah, petani, penyuluh serta pemangku kepentingan lainnya akan mampu mengakselerasi terwujudnya ketahanan dan kemandirian pangan," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Bangsa yang mandiri dan merdeka harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nya sendiri. Kalbar berkomitmen akan itu," kata Kepala Distan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, pihaknya akan memaksimalkan peningkatan produksi minimal untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan untuk menuju Indonesia Lumbung Pangan 2045.
Ia menyebutkan Kalbar dalam hal jumlah produksi padi atau beras secara nasional beradadi posisi ke-13. Pada 2018 produksi padi di Kalbar pada 2018 mencapai 1,62 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luasan tanam sebanyak 600 ribuan hektare yang tersebar di 14 kabupaten atau kota yang ada.
"Sejauh ini memang kita sendiri di Kalbar sudah surplus beras hampir sepertiga dari kebutuhan masyarakat di Kalbar," jelas dia.
Namun dikatakannya, seiiring pertumbuhan penduduk dan industri, kebutuhan akan terus meningkat sehingga produksi dan produktivitas hasil pertanian padi harus dimaksimalkan. Untuk itu butuh usaha keras dan strategi agar target terealisasi.
"Target tahun 2019 yakni 1,7 juta ton GKG maka harus terealisasi. Kemandirian pangan terutama komoditas utama yakni padi diharapkan bisa mendorong kemajuan di berbagai sektor lainnya," kata dia.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan produksi padi seperti penambahan Luas Tambah Tanam (LTT). Kemudian upaya peningkatan produktivitas juga dimaksimalkan dengan intensifikasi budidaya padi. Pemanfaatan teknologi pertanian yang ada harus dimaksimalkan.
"Jadi, bukan hanya dari luas saja kita maksimalkan, namun intensifikasinya juga dimaksimalkan. Produktivitas harus dikejar agar target produksi bisa tercapai. Tantangan tentu ada, terutama berkaitan juga dengan cuaca yang mulai kering saat ini. Namun, semua harus dicarikan solusi nya. Bisa dengan menambah bantuan untuk memaksimalkan target yang ada," katanya.
Secara umum menurutnya, pertanian adalah masalah bersama, kerja bersama dengan cara pandang yang baik dan wajib bagi semua pihak untuk memajukan pertanian.
"Sinergi pemerintah pusat,daerah, petani, penyuluh serta pemangku kepentingan lainnya akan mampu mengakselerasi terwujudnya ketahanan dan kemandirian pangan," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019