Pontianak (Antara Kalbar) - Cargill, grup perusahaan perkebunan PT Harapan Sawit Lestari di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, baru-baru ini ikut merayakan Hari Pangan Dunia 2015.
Perayaan itu dilaksanakan di sejumlah perkebunan yang ada di bawah naungan Cargill. Salah satunya di PT Hindoli, di Sumatera Selatan. Baru-baru ini, perusahaan tersebut merayakan Hari Pangan Dunia 2015 dengan mengajak siswa sekolah, masyarakat lokal, karyawan dan pemerintah belajar teknik pertanian kota sederhana seperti menanam jamur tiram, dan menerapakan konsep diet rendah karbon. Jamur tiram adalah salah satu bahan pangan rendah karbon.
Sementara itu, berdasarkan data Program Pangan Dunia PBB, kira-kira satu dari sembilan orang pergi tidur dalam keadaan lapar setiap malam. Padahal, dunia memiliki sumber daya yang cukup untuk memproduksi makanan hingga tahun 2050 dengan jumlah populasi yang akan meningkat sampai hampir 10 miliar jiwa.
Di Indonesia, angka statistik tak jauh beda. Menduduki peringkat 65 dari 105 pada Indeks Keamanan Pangan Dunia 2012, Indonesia memproduksi cukup makanan bagi seluruh populasi sebanyak 245,6 juta orang, dilansir dari Economist Intelligence Unit (EIU).
Produksi makanan yang cukup mengalihkan perhatian kita dari permasalahan sebenarnya yaitu terbatasnya ketersediaan akses pada makanan, dan tantangan itulah yang sedang dijawab oleh PT Hindoli.
"Tantangan yang kita hadapi saat ini tidak terletak pada pasokan makanan, tetapi kemampuan kita baik secara fisik maupun ekonomi dalam mengakses makanan yang aman, bergizi dan terjangkau untuk memenuhi keperluan kalori dan gizi harian," kata dr. Merryah, dokter perusahaan PT Hindoli.
UNICEF sendiri mencatat bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia menderita kelaparan dan kekurangan gizi yang parah, dimana lebih dari sepertiga anak-anak di bawah usia lima tahun menderita pertumbuhan terhambat akibat kekurangan gizi. Ketika mereka masih muda, perkembangan pribadi dan pendidikan mereka akan terpengaruh, dan selanjutnya akan berdampak pada produktivitas dan pendapatan mereka ketika mereka mencapai usia dewasa.
Mengingat pentingnya hal itu, PBB ingin memastikan semua orang mendapatkan akses pada makanan bergizi dan cukup di sepanjang tahun.
Menyadari bahwa pertanian tradisional dimana tiap keluarga bercocok tanam untuk konsumsi pribadi sebenarnya bisa lebih dikembangkan, Hindoli mulai memperkenalkan proyek pertanian komersial skala kecil kepada karyawan Cargill dan masyarakat setempat.
Inisiatif ini dimulai dari proyek pertanian sayur mayur pada tahun 2012 dimana karyawan Cargill menanam sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, cabe dan tomat di atas tanah pertanian seluas dua hektar di Desa Teluk Kemang. Sayuran penuh nutrisi, yang diproduksi dengan aman dan sesuai dengan praktek pengelolaan pertanian, kemudian dijual dengan harga yang sangat terjangkau pada para karyawan dan masyarakat setempat.
Dengan keberhasilan proyek pertanian sayur-sayuran, program tersebut dilanjutkan dengan menggandeng 20 petani sayuran yang telah diajari cara menanam sayuran untuk konsumsi keluarga mereka dan kemudian dijual sehingga mereka bisa mendapatkan sumber penghasilan alternatif.
Sementara itu, permintaan akan daging bebek atau telur bebek juga meningkat. Proyek peternakan bebek Hindoli, yang dimulai tahun 2014, menggaet 20 anggota Karang Taruna di Desa Pinang Banjar untuk memulai bisnis mereka sendiri di peternakan bebek dan mendapatkan penghasilan tambahan.
Penggunaan teknik bercocok tanam hidroponik merupakan salah satu rencana lanjutan Hindoli. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan para ibu rumah tangga ke dalam rantai pasokan pangan melalui tanaman yang tumbuh di kebun rumah mereka.
Sementara untuk petani, memegang peranan penting dalam meningkatkan akses pangan mengingat petani plasma menanam dan memanen kelapa sawit yang berkelanjutan. Cargill sendiri telah bermitra dengan lebih dari 9.600 petani plasma di Sumatra Selatan sejak tahun 1996. "Dengan meningkatnya produksi dan pendapatan dari hasil tandan buah segar yang menggunakan praktek berkelanjutan, sekarang saya dapat memberi makan anak-anak saya dengan lebih baik dan memberikan mereka pendidikan lebih lanjut," kata Agus Arz, kepala koperasi petani plasma Sumber Jaya Lestari di Desa Mekar Jaya.
Selain itu, untuk memastikan bumi mampu mempertahankan kehidupan generasi masa depan, salah satunya perlu dimulai secara signifikan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu dari banyak cara untuk melakukannya adalah dengan mengubah makanan dan memilih bahan-bahan yang mengandung sedikit emisi karbon.
Perayaan Hari Pangan Sedunia di Hindoli ditutup dengan kompetisi kreasi resep masakan rendah karbon untuk para karyawan dimana mereka ditantang untuk menciptakan resep dengan menggunakan bahan-bahan yang menghasilkan sedikit karbon. Hidangan akhir harus enak, inovatif, terjangkau, dan ramah lingkungan. Beberapa bahan rendah karbon yang digunakan termasuk ubi jalar, jamur tiram, dan sayur-sayuran seperti wortel dan selada hijau.
Cargill Dorong Ketersediaan Akses Terhadap Sumber Pangan
Jumat, 30 Oktober 2015 17:45 WIB