Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak para pengurus masjid meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat, baik di sekitar tempat ibadah itu, maupun jamaah dari sekitar Kota Pontianak yang shalat di masjid-masjid yang ada di Pontianak.
"Para pengurus masjid diharapkan tidak hanya fokus pada fisik bangunan masjidnya saja, tetapi tak kalah pentingnya adalah bagaimana pembinaan terhadap para jamaahnya," kata dia saat membuka Silaturahmi Akbar Pengurus Masjid dan Majelis Taklim se-Kecamatan Pontianak Kota pada 2019 di Pontianak, Rabu.
Saat ini, jumlah masjid yang terdata di Kementerian Agama Kota Pontianak 330 masjid dan 500-an mushalla.
"Harapannya dengan banyaknya masjid semakin banyak pula jamaah yang terlayani untuk melaksanakan ibadah," katanya.
Kepada para pengurus majelis taklim, Edi meminta mereka menjadi wadah bagi jamaahnya untuk memperdalam dan mengkaji ilmu keagamaan dengan membaca, memahami Al Quran dan Hadis serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Karena fungsi majelis taklim selain fungsi dakwah juga memiliki fungsi pendidikan," ujarnya.
Majelis taklim, lanjutnya, tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu.
Sifatnya pun, kata dia, terbuka, sehingga usia berapa pun, dan profesi apapun, semua dapat bergabung di dalam majelis taklim.
"Oleh sebab itu, majelis taklim sebagai kegiatan nonformal dan tidak mengikat, membuat masyarakat yang mengikuti kegiatan ini aktif tanpa ada paksaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Para pengurus masjid diharapkan tidak hanya fokus pada fisik bangunan masjidnya saja, tetapi tak kalah pentingnya adalah bagaimana pembinaan terhadap para jamaahnya," kata dia saat membuka Silaturahmi Akbar Pengurus Masjid dan Majelis Taklim se-Kecamatan Pontianak Kota pada 2019 di Pontianak, Rabu.
Saat ini, jumlah masjid yang terdata di Kementerian Agama Kota Pontianak 330 masjid dan 500-an mushalla.
"Harapannya dengan banyaknya masjid semakin banyak pula jamaah yang terlayani untuk melaksanakan ibadah," katanya.
Kepada para pengurus majelis taklim, Edi meminta mereka menjadi wadah bagi jamaahnya untuk memperdalam dan mengkaji ilmu keagamaan dengan membaca, memahami Al Quran dan Hadis serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Karena fungsi majelis taklim selain fungsi dakwah juga memiliki fungsi pendidikan," ujarnya.
Majelis taklim, lanjutnya, tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu.
Sifatnya pun, kata dia, terbuka, sehingga usia berapa pun, dan profesi apapun, semua dapat bergabung di dalam majelis taklim.
"Oleh sebab itu, majelis taklim sebagai kegiatan nonformal dan tidak mengikat, membuat masyarakat yang mengikuti kegiatan ini aktif tanpa ada paksaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020