Wakil Ketua Umum III Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalbar, Togar Sitanggang menyebutkan pihaknya saat ini belum bisa memastikan seberapa besar dampak kasus Virus Carona terhadap penjualan CPO dari Kalbar.

"Dampak kasus virus Corona belum bisa dilihat saat ini karena pengiriman CPO sudah tiba di China sebelum penutupan sementara ekspor. Namun, bisa dipastikan terdampak ," ujarnya di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa pada Januari 2020 bukan bulan konsumsi sawit di China karena Januari adalah musim dingin.

Baca juga: Produksi CPO menurun dorong harga sawit naik

"Pada bulan Januari berlangsung Festival Imlek, oleh karena itu pengiriman sudah dilakukan sebelum Januari. Berhubung belum ada data untuk bulan Februari 2020, jadi belum bisa komentar banyak terkait hal tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero menjelaskan bahwa terkait ditutupnya pintu ekspor karena Virus Corona tentu juga akan sedikit mengganggu pasar CPO dari Kalbar terutama ke luar negeri. Namun ia berharap tidak berdampak signifikan dan ada kebijakan khusus agar proses ekspor bisa berjalan seperti semula.

"Dari sisi dalam negeri harga masih terbilang baik saat ini dampak penerapan Biodisel 30 persen atau B30 oleh pemerintah. Hal itu mampu mendongkrak penyerapan CPO di dalam negeri. Harga meningkat akan berkorelasi terhadap tingkat kesejahteraan petani. Semoga kondisi ini stabil dan terus meningkat harap dia," jelas Hero.

Baca juga: Harga CPO Kalbar capai Rp8.8878,72 per kilogram

Sebelumnya, Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Fitri menjelaskan bahwa nilai ekspor dan impor keseluruhan dari Tiongkok pada tahun 2019 lebih tinggi dibanding 2018.

Pada 2018 nilai impor Kalbar dari Tiongkok yakni sebesar 141.576.067 dolar AS. Kemudian nilai ekspor Kalbar 308.535.032 dolar AS .

Sedangkan untuk impor Kalbar dari Tiongkok pada 2019 sebesar 195.156.496 dolar AS dan nilai ekspor sebesar 499.786.757 dolar AS.

“Ekspor ke Tiongkok yang dominan dari Kalbar yakni aluminium ores dan konsentratnya sebesar 425.655.142 dolar AS. Sedangkan untuk impor dari Tiongkok salah satunya pagar besi atau baja lainnya 9.851.179 dolar AS,” papar dia.


Baca juga: Harga TBS sawit Kalbar Rp1.784 per kilogram
Baca juga: Dewan Sambas bersyukur hilirisasi CPO jadi B30 sejahterakan petani


Lanjutnya, bahwa biji, kerak dan abu logam (HS26), lemak dan minyak hewan/nabati (HS15), serta bahan kimia anorganik (HS28) merupakan tiga komoditi unggulan ekspor Kalbar. Hal itu sebagaimana tergambar pada ekspor Kalbar pada Desember 2019.

“Kontribusi komoditi ekspor unggulan Kalbar pada Desember 2019 untuk HS26, HS15 dan HS28 masing masing sebesar 42,40 persen, 20,59 persen, dan 16,63 persen,” katanya.

Baca juga: Gapki prediksi harga CPO terus membaik
Baca juga: Seorang warga China positif Corona sepulang dari Iran.
Baca juga: Biro perjalanan Pontianak jadwal ulang pemberangkatan jamaah umrah


 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020