Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat menyatakan akan membantu pengurusan hak atas kekayaan intelektual atau HAKI untuk Anton, warga Kalbar yang menemukan teknik akupunktur atau tusuk jarum guna memaksimalkan pertumbuhan pohon alpukat.

"Kami dari Balitbang Kalbar akan mencoba untuk memfasilitasi Bapak Anton untuk mendapatkan HAKI atas penemuan teknik akupunktur untuk pohon alpukat," kata Kepala Balitbang Kalbar Ansfridus di Pontianak, Minggu.

Dikatakannya, dengan pengajuan HAKI tersebut diharapkan dapat memotivasi para petani dan pelaku agribisnis hortikultura dan pertanian umumnya, untuk selalu berkreasi, berinovasi dan segera tanpa takut mematenkan hasil karyanya.

Baca juga: Balitbang Kalbar lakukan penelitian manfaat Kratom

Ditempat yang sama, Anton mengatakan dirinya sengaja mendatangi Badan Penelitian dan Pengembangan Kalbar untuk meminta dukungan dan fasilitasi pengajuan HAKI dan berharap agar teknik akupunktur atau tusuk jarum pada pohon alpukat yang dia temukan bisa menjadi solusi pengembangan bibit alpukat secara massal dan berguna bagi petani di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara.

Kedatangan Anton dengan membawa sebuah pohon alpukat yang sudah dalam posisi tusuk jarum dan tumbuh dengan baik serta sempurna.

Dijelaskannya, dalam memperbanyak bibit alpukat biasanya petani menggunakan batang bawah yang relatif lebih tua umurnya. Biasanya batang bawah sudah berwarna hijau dan daun sempurna. "Kami mencoba melakukan perbanyakan bibit alpukat pada stadia umur bibit yang muda sekali," katanya.

Baca juga: Balitbang Kalbar paparkan pemanfaatan hasil penelitian ke majelis

Batang bawah masih berwarna merah dan daun belum terbentuk sempurna. Penyambungan pada fase ini berisiko sulit dalam pengerjaan karena jaringan masih lunak dan licin. Tetapi pada fase ini angka jadi bibit lebih tinggi.

"Untuk itu kami melakukan uji coba penyambungan alpukat pada batang bawah berumur muda dengan menggunakan jarum pentul sebagai pengganti plastik pengikat. Makanya teknik ini kami sebut teknik akupunktur, meminjam istilah acufunctur pada pengobatan tusuk jarum," ujarnya.

Teknik akupunktur ini memiliki keunggulan, yakni hemat dalam penggunaan bahan entries atau pucuk tanaman. Dengan teknik biasa satu entries hanya untuk satu sampai dua tanaman, tapi dengan teknik ini bisa menghasilkan lima sampai enam tanaman. Selain itu teknik ini lebih menghemat waktu dan pengerjaannya mudah. Keunggulan lain bibit akan lebih cepat tumbuh dan solusi untuk percepatan pengembangan bibit alpukat secara komersial, lanjutnya.

Baca juga: Balitbang Kalbar kaji percepatan desa mandiri


Sebagai mana diketahui teknik akupuntur sudah dimuat di beberapa media massa nasional, seperti sinar Tani online dan majalah Trubus. Beberapa hobbis atau penangkar sudah mempraktekkannya. Malah dari Malaysia sudah melaporkan keberhasilan dan kemudahan pengembangan teknik ini, tegasnya.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Sutarmidji yang begitu perhatian kepada inovasi dan pengembangan hortikultura di Kalimantan Barat. Demikian juga ucapan terima kasih kepada Badan Litbangda Provinsi Kalimantan Barat yang memfasilitasi kegiatan ini dan semoga semakin banyak karya yang bermanfaat dilahirkan di Bumi Kalimantan Barat," kata Anton.

Baca juga: Tujuh judul penelitian Balitbang Kalbar masuk Seminar Akhir
Baca juga: Balitbang Kalbar gandeng jurnalis dalam proses penelitian
Baca juga: Sutarmidji minta peneliti cari solusi dari masalah masyarakat
   

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020