Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Pontianak, Kalbar, Taufan Febiola mengatakan sejumlah insentif dibuat untuk menjaga keberlangsungan pasar agar tetap kondusif akibat kasus virus Corona (Covid -19).

"Situasi ekonomi global saat ini tak menentu akibat wabah Covid -19 dan itu juga berdampak dengan kondisi pasar saham. Untuk tetap menjaga terlaksananya perdagangan efek di bursa yang teratur, wajar dan efisien, BEI melakukan sejumlah langkah," ujarnya di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan sejumlah langkah yang diambil pertama, tidak menerbitkan daftar efek yang dapat ditransaksikan secara penjualan jangka pendek sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian.

Kemudian BEI tidak memproses lebih lanjut apabila terdapat anggota bursa efek yang mengajukan permohonan kepada bursa sebagai anggota bursa efek yang dapat melakukan transaksi penjualan jangka pendek.

"Anggota bursa efek juga wajib memastikan transaksi yang dilakukan baik untuk kepentingan anggota bursa efek maupun untuk kepentingan nasabah, bukan merupakan transaksi penjualan jangka pendek," papar dia.

BEI juga menyampaikan, di tengah sentimen negatif yang menyelimuti investor di pasar keuangan global, investor tidak perlu panik dan tetap melakukan investasi berdasarkan analisis yang mendalam.

"BEI senantiasa berupaya untuk memperkuat peran anggota bursa melalui penguatan pengawasan pasar, penyediaan produk pasar, dan pengaturan perdagangan yang kondusif," kata dia.

Terkait kondisi pasar saham, Taufan menyebutkan pada akhir perdagangan Februari 2020, di banding awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sebanyak minus 13,44 persen menjadi 5.452,704.

"Penurunan yang ada juga dialami seluruh bursa utama dunia yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari atau sama dengan 100 miliar dolar AS," katanya.

Ia menambahkan kondisi bursa-bursa di ASEAN juga ikut mengalami koreksi. Penurunan tertinggi dialami bursa efek Thailand sebesar minus 15.03 persen.

Kemudian diikuti BEI yang mengalami koreksi 13,44 persen, Filipina turun 13,15 persen, Vietnam terkoreksi 8,2 persen, Malaysia minus 6,68 persen, dan Singapura dengan penurunan sebesar 6,57 persen..

"Penurunan pada minggu terakhir bulan Februari 2020 (21-28 Februari 2020) merupakan penyumbang terbesar penurunan indeks pada bursa utama dunia maupun bursa-bursa di ASEAN. Dengan penurunan tertinggi dialami Filipina dan diikuti Indonesia, Vietnam, Singapura dan Malaysia dengan penurunan mingguan sebesar -7,9 persen, -7,3 persen, -5,45 persen, -5,34 persen, dan -3,17 persen," katanya.

Baca juga: BEI Pontianak ajak masyarakat cermat berinvestasi reksadana
Baca juga: BEI Pontianak sosialisasikan manfaat perusahaan masuk pasar modal
Baca juga: Galeri investasi Muhammadiyah Pontianak raih penghargaan Bursa Efek

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020