Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat merespon cepat surat edaran Gubernur Sutarmidji untuk melakukan rapat koordinasi penetapan status keadaan tertentu darurat bencana penyakit akibat virus COVID-19 dengan memutuskan mulai Rabu ini menutup pintu masuk perbatasan Jagoi Babang di Indonesia ke Serawak, Malaysia.
"Pemkab memutuskan untuk menutup pintu masuk perbatasan Jagoi Babang ke Malaysia. Namun meskipun berstatus ditutup, masih ada pengecualian bagi hal yang mendesak," kata Pelaksana Harian Bupati Bengkayang Obaja saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia meminta kepada pada camat dan kepala desa menyampaikan informasi kepada masyarakat lebih intensif terkait dengan pencegahan virus COVID-19 ini.
"Camat dan kades harus segera mengambil langkah antisipasi dan melakukan sosialisasi. Kemudian melakukan pelaporan jika ada masyarakat yang terindikasi sehingga segera mendapatkan penanganan medis dan ini dilakukan untuk pencegahan secara dini," katanya.
Obaja juga meminta kepada media massa untuk menyampaikan informasi lebih akurat dan bersumber.
"Media massa mengambil data dari sumber yang jelas dan berkompeten. Artinya resmi dari narasumber seperti pemerintah, sehingga berita yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Media massa ini menjadi sosial kontrol dan jangan sampai juga menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata Obaja.
Sementara itu, Ketua DPRD kabupaten Bengkayang Fransiskus mengatakan bahwa Bengkayang salah satu kabupaten di Kalbar yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Penutupan perbatasan perlu dilakukan dalam rangka pencegahan COVID-19 ini.
"Ini perlu kita lakukan karena saat ini Bengkayang masih dalam situasi pencegahan. Ini yang perlu kita tegaskan kepada pihak Imigrasi, Bea Cukai, kapolsek, danramil, camat dan kades. Kita ada dua kecamatan yang memang berbatasan langsung, yaitu Jagoi Babang, dan Siding," katanya.
Terkait dengan pencegahan, kata dia, harus ada tindakan yang nyata karena kondisi ini darurat karena virus atau penyakit ini tidak memandang siapa saja.
"Sementara untuk anggaran tidak menjadi masalah, tadi dalam rapat kita juga sudah dengar bersama karena ini kondisinya darurat. Apapun terus kita lakukan untuk pencegahan dini virus ini," demikian Fransiskus.
Baca juga: Kalbar tutup pintu masuk PLBN
Baca juga: KJRI Kuching mengikuti arahan pusat dalam penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Pemkab memutuskan untuk menutup pintu masuk perbatasan Jagoi Babang ke Malaysia. Namun meskipun berstatus ditutup, masih ada pengecualian bagi hal yang mendesak," kata Pelaksana Harian Bupati Bengkayang Obaja saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia meminta kepada pada camat dan kepala desa menyampaikan informasi kepada masyarakat lebih intensif terkait dengan pencegahan virus COVID-19 ini.
"Camat dan kades harus segera mengambil langkah antisipasi dan melakukan sosialisasi. Kemudian melakukan pelaporan jika ada masyarakat yang terindikasi sehingga segera mendapatkan penanganan medis dan ini dilakukan untuk pencegahan secara dini," katanya.
Obaja juga meminta kepada media massa untuk menyampaikan informasi lebih akurat dan bersumber.
"Media massa mengambil data dari sumber yang jelas dan berkompeten. Artinya resmi dari narasumber seperti pemerintah, sehingga berita yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Media massa ini menjadi sosial kontrol dan jangan sampai juga menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata Obaja.
Sementara itu, Ketua DPRD kabupaten Bengkayang Fransiskus mengatakan bahwa Bengkayang salah satu kabupaten di Kalbar yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Penutupan perbatasan perlu dilakukan dalam rangka pencegahan COVID-19 ini.
"Ini perlu kita lakukan karena saat ini Bengkayang masih dalam situasi pencegahan. Ini yang perlu kita tegaskan kepada pihak Imigrasi, Bea Cukai, kapolsek, danramil, camat dan kades. Kita ada dua kecamatan yang memang berbatasan langsung, yaitu Jagoi Babang, dan Siding," katanya.
Terkait dengan pencegahan, kata dia, harus ada tindakan yang nyata karena kondisi ini darurat karena virus atau penyakit ini tidak memandang siapa saja.
"Sementara untuk anggaran tidak menjadi masalah, tadi dalam rapat kita juga sudah dengar bersama karena ini kondisinya darurat. Apapun terus kita lakukan untuk pencegahan dini virus ini," demikian Fransiskus.
Baca juga: Kalbar tutup pintu masuk PLBN
Baca juga: KJRI Kuching mengikuti arahan pusat dalam penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020